NUSANTARANEWS.CO – Gubernur Jawa Timur Soekarwo menerima penghargaan sebagai tokoh/gubernur inspiratif Penggerak Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (AKD) Teladan Nasional 1 dari Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Jumat (13/1/2017).
Penghargaan tersebut diberikan karena Gubernur yang lekat dengan sapaan Pakde Karwo itu dinilai berhasil dalam mendorong percepatan AKD di Jatim, sehingga mendorong terwujudnya perekonomian yang bagus dan inklusif di Jawa Timur.
Hal tersebut terlihat, misalnya, ekonomi Jawa Timur selama ini yang selalu mencatatkan di atas rata-rata nasional. Tahun 2015 lalu, pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,44 persen, sedangkan nasional 4,79 persen. Demikian pula triwulan III tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Jatim Jatim sebesar 5,57%, dibanding nasional sebesar 5,02 persen.
Oleh karena itu, Pemprov Jatim menyikapinya dengan mengucurkan pembiayaan untuk kredit tani dengan bunga 6 persen. Demikian pula, kendala akses kecil UMKM terhadap perbankan-sementara sumbangannya terhadap PDRB sebesar 54,98%, dilakukan pemecahannya melalui pendirian PT Jamkrida, sehingga usaha-usaha kecil yang tidak bankable menjadi ‘feasible’.
Melihat kondisi tersebut, Pemprov Jatim mendirikan PT. Jamkrida (Jaminan Kredit Daerah) untuk pertama kalinya di Indonesia. “Saat didirikan, PT Jamkrida merupakan yang pertama di negeri ini,” imbuhnya.
Kepada petani di Jawa Timur, Pakde Karwo akan terus berjuang dan berupaya dengan cara menjadikan petani tidak menjadi konsumen atas produk yang dihasilkannya, sehingga petani harus dapat memprosesnya sendiri. “Kita perbaiki terus off farm dan on farm petani,” pungkasnya.
Inklusivitas keuangan Jawa Timur juga terlihat dari berbagai program yang dibuat Pakde Karwo dengan membangun berbagai lembaga keuangan mikro (LKM) melalui pemberian hibah modal Rp.50 juta. Pembiayaan pembangunan untuk UMKM, melalui akses bank atau banking system tersebut membuat masyarakat yang awalnya tidak terakses bank dan lembaga keuangan menjadi “aksesible”.
Saat ini tercatat telah berdiri 8.506 koperasi wanita dan ribuan koperasi pondok pesantren, koperasi karyawan, koperasi berbasis fungional seperti koperasi gereja, koperasi muslimat NU dan lembaga lainnya.
Demikian pula, PDRB Jawa Timur selalu menjadi terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Pada tahun 2015, tercatat sebesar Rp.1.689 trilyun dan pada tahun 2016, menjadi lebih dari Rp.1.800 trilyun. (Three)