AS-NATO Akuisisi Dua Pangkalan Udara Hongaria

AS-NATO akuisisi dua pangkalan udara Hongaria.
AS-NATO akuisisi dua pangkalan udara Hongaria/Foto: dailyadvent.com

NUSANTARANEWS.CO, Budapest – AS-NATO akuisisi dua pangkalan udara Hongaria. Komando Eropa Amerika Serikat (AS) (EUCOM) dan pejabat dari Angkatan Bersenjata Hongaria menandatangani perjanjian yang memungkinkan AS menggunakan dua pangkalan udara di negara tersebut pada 16 Juli lalu.

Seperti dikutip dalam laman situs web komandonya menyatakan bahwa, “Perjanjian ini memungkinkan pasukan AS untuk mengakses dan memanfaatkan pangkalan udara ini bekerja sama dengan Hungarian Defence Force.”

Kesepakatan itu dicapai berdasarkan ketentuan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan 2019 antara AS dan Hongaria. Dengan demikian AS telah menguasai sebagian besar pangakalan negara bekas anggota Pakta Warsawa.

Setelah Hongaria bergabung dengan aliansi militer pada tahun 1999 Pangkalan Udara Pápa dinyatakan sebagai pangkalan cadangan NATO. Dan ditunjuk sebagai Pangkalan Operasi Utama dan menjadi tuan rumah tiga pesawat NATO Strategic Airlift Capability dari tahun 2007.

Pada tahun 2020, NATO telah menyelesaikan proyek memodernisasi komponen pangkalan. Sehingga kini telah menjadi pangkalan jet kargo jarak jauh C-17 Globemaster III dan sekaligus menjadi pangkalan pengangkutan udara strategis multinasional pertama di dunia bagi 12 negara. Kemampuan ini juga menjadi bagian dari konsep operasi baru penyebaran cepat yang disebut Agile Combat Employment (ACE) – sebagai upaya yang lebih luas untuk menghadapi konflik tingkat tinggi di kawasan.

Dengan akuisisi dua pangkalan Hungaria, AS-NATO benar-benar telah menguasai selutuh pangkalan di negara-negara bekas Pakta Warsawa sejak ekspansi NATO pasca-Perang Dingin pada tahun 1999.

Termasuk:

Pangkalan Udara Deveselu di Rumania dibuka kembali oleh AS dan NATO dan sekarang dilengkapi dengan rudal pencegat Standard Missile-3 yang disiapkan untuk menghadapi serangan Rusia dari Laut Hitam. Semua ini tampaknya telah menjadi pesan yang sangat jelas bagi Kremlin. (Agus Setiawan)

Exit mobile version