Berita UtamaMancanegaraTerbaru

AS-NATO Berkepentingan Menjaga Iklim Ketegangan di Eropa

 AS-NATO Berkepentingan Dalam Menjaga Iklim Ketegangan di Eropa
AS-NATO berkepentingan dalam menjaga iklim ketegangan di Eropa/lithuaniatribune.com

NUSANTARANEWS.CO – AS-NATO berkepentingan dalam menjaga iklim ketegangan di Eropa. Usai show of force Allied Sky di atas langit 30 negara anggota NATO pada 28 Agustus lalu, armada tempur Eurofighter Typhoon Angkatan Udara Italia lepas landas untuk ditempatkan di pangkalan Siauliai di Lithuania, dengan sekitar seratus tentara khusus yang mulai 1 September. Mereka akan tetap di sana selama 8 bulan hingga April 2021, untuk “mempertahankan” wilayah udara Baltik. Ini adalah misi “pemolisian udara” NATO keempat yang dilakukan di wilayah Baltik oleh Angkatan Udara Italia.

Seperti diketahui, show of force kekuatan udara NATO tersebut melibatkan enam pembom strategis B-52H Stratofortress Angkatan Udara AS , empat di Eropa dan dua di Amerika Utara. Menurut pernyataan dari Komando Eropa AS (USEUCOM), Allied Sky adalah wujug nyata dari solidaritas NATO dalam meningkatkan kesiapan, dan memberikan peluang pelatihan guna meningkatkan interoperabilitas untuk semua awak udara yang berpartisipasi dari AS dan NATO

Baca Juga:  Politisi Asal Sumenep, MH. Said Abdullah, Ungguli Kekayaan Presiden Jokowi: Analisis LHKPN 2022 dan Prestasi Politik Terkini

Total sekitar 80 jet tempur NATO beragam jenis dari Belgia, Bulgaria, Kanada, Kroasia, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Italia, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Spanyol, Turki, dan Inggris Raya turut berpartisipasi.

Kembali ke penempatan pesawat tempur Italia yang siaga selama 24 jam sehari untuk dengan cepat lepas landas mencegat pesawat “tak dikenal”. Dengan kata lain mereka selalu mencegat pesawat Rusia yang terbang rutin antara beberapa bandara internal dan Kaliningrad Rusia yang melalui wilayah udara internasional di atas Baltik.

Pangkalan Lituania di Siauliai sendiri telah ditingkatkan kapasitasnya oleh Amerika Serikat (AS) dengan menginvestasikan 24 juta euro. Alasannya jelas: pangkalan udara itu hanya 220 km dari Kaliningrad dan 600 km dari St. Petersburg, jarak yang dapat ditempuh oleh pesawat tempur Eurofighter Typhoon dalam beberapa menit saja.

Pengerahan jet tempur, pesawat pembom konvensional dan nuklir di perbatasan dekat Rusia belakangan ini tentu bukan untuk mempertahankan negara-negara Baltik dari serangan Rusia – bila terjadi perang nuklir.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Alasan sesungguhnya dari penyebaran kekuatan militer ini adalah untuk meningkatkan ketegangan dengan menciptakan musuh yang berbahaya bahwa, “Rusia telah bersiap melakukan agresi ke Eropa. Ini adalah strategi ketegangan yang diterapkan oleh Washington, dengan keterlibatan pemerintah dan Parlemen Eropa serta Uni Eropa.

Strategi ini tentu akan menguras anggaran untuk pengeluaran militer yang akan berdampak pada pengeluaran sosial negara-negara anggota NATO.

Dengan begitu banyak aset dari berbagai negara yang beroperasi sebagai bagian dari misi yang kompleks, kemampuan ini memang dapat digunakan untuk menghadapi konflik besar di Eropa, atau di tempat lain, di mana aliansi akan bertindak bersama dalam skala besar.

Pertunjukan kekuatan dan solidaritas ini sangat penting dilakukan mengingat ketegangan internal yang dihadapi NATO. Terutama sejak terjadi retakan diplomatik baru-baru ini antara Jerman dan AS. Presiden Trump mengklaim bahwa negara-negara anggota tidak mengeluarkan anggaran pertahanan kolektif sesuai dengan komitmen – hingga Trump memaksa para anggota untuk mengeluarkan 2 persen dari PDB mereka untuk aggaran militer.

Baca Juga:  Safari Ramadhan, Pj Bupati Pamekasan Shalat Tarawih Bersama Masyarakat di Kecamatan Tlanakan

Ketegangan tinggi juga diciptakan dengan kegiatan manuver tinggi AS dan NATO seperti di lepas pantai Norwegia dengan pengerahan B-52, F-16 dan F-35A Angkatan Udara Norwegia yang juga melibatkan kapal selam bertenaga nuklir yang muncul di Fjord dekat Tromso dalam langkah yang tidak biasa yakni mengirim  pesan ke Kremlin.

Demikian pula di Belarus, di mana demonstrasi menentang Presiden Lukashenko yang terpilih secara demokratis terus berlangsung sebagai bagian dari “revolusi warna” yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya untuk tetap menjaga ritme ketegangan di Eropa timur.

Sementara di Polandia, negara tetangga Belarusia – Angkatan Udara AS telah menempatkan 18 F-16 dari Sayap Tempur ke-52 dari Pangkalan Udara Spangdahlem, Jerman. Penempatan jet tempur dikemas dalam bentuk latihan bilateral di Pangkalan Udara Łask.

Meskipun Allied Sky dianggap sebagai peristiwa satu kali, hampir dapat dipastikan bahwa NATO akan terus menggunakan penempatan Gugus Tugas Pengebom ke Eropa untuk terus menerus menciptakan iklim ketegangan yang mencekam. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 2