Agar Tak Terbunuh Dokter Kanker, Tips Dr. Makoto Kondo (Bagian 1)

Dr. Makoto Kondo/Foto via gigacircle/Nusantaranews

Dr. Makoto Kondo/Foto via gigacircle/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dokter Makoto Kondo, penulis buku terlaris 47 Cara Agar Tidak Terbunuh Oleh Dokter Anda (47 Ways to Avoid Being Killed by Your Doctor) dan buku 20 Nasihat Bagaimana Agar Tidak Terbunuh Oleh Dokter Ahli Kanker memaparkan ihwal paradigma terbaru tentang bagaimana seharusnya kita bersikap menghadapi ancaman penyakit kanker.

Seorang ahli kanker di Jepang, Dokter Makoto Kondo menjelaskan tentang beberapa hal terkait yang perlu diperhatikan bagi para penyakit kanker. Dalam dua bukunya berjudul 47 Ways to Avoid Being Killed by Your Doctor dan buku 20 Nasihat Bagaimana Agar Tidak Terbunuh Oleh Dokter Ahli Kanker, Dokter Makoto Kondo membeberkan ihwal paradigma terbaru menghadapi ancaman penyakit kanker.

Menurut dosen bidang radiologi di Keio University, Jepang ini hal yang perlu ditekakankan bahwa yang menakutkan sebenarnya bukan kanker melainkan pengobatannya. Lazim dijumpai.  Mengapa ada orang yang semula energik, lantas menjadi lemah setelah terserang kanker?

Menurut Dokter Makoto Kondo itu dikarenakan mereka telah menjalani proses pengobatan kanker. Dirinya menambahkan, selama “tidak mengobati kanker”, maka penderita bisa menjaga pikirannya secara jelas dan sadar, sampai pada detik-detik terakhir hidupnya.

Lulusan Fakultas Kedokteran dari Universitas Keio, Jepang, ini menjelaskan jika itu mampu ditangani secara tepat, maka tubuh dapat bergerak bebas leluasa. Memang, banyak kanker yang tidak memicu rasa sakit, tapi jika benar-benar sakit, maka rasa sakit atau nyeri itu juga bisa dikontrol.

Dirinya menambahkan, jika kita tidak merasakan gejala sakit, gejala tidak nyaman, atau tidak berselera (makan) dan gejala lainnya, tapi dalam pemeriksaan medis terdeteksi kanker, maka kanker ini dipastikan adalah pseudo kanker (kanker palsu/ semu).

Sementara itu, hanya mengandalkan pencitraan Sinar X mendeteksi kanker payudara, ada 99%-nya juga berupa pseudo kanker atau kanker palsu. Tetapi sebagian besar penderita tetap saja akan menjalani proses mastektomi (operasi pengangkatan payudara). Maka Dokter Makoto Kondo dalam hal ini menyarankan agar sebaiknya kita berhati-hati. (*)

Editor: Romandhon

Exit mobile version