Agar Tak Terbunuh Dokter Ahli Kanker, Tips Dr. Makoto Kondo (Bagian 3)

Dr. Makoto Kondo/Foto via gigacircle/Nusantaranews

Dr. Makoto Kondo/Foto via gigacircle/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Dokter Makoto Kondo seorang terapis penyakit kanker asal Jepang mengingatkan kepada para penderita kanker untuk berhati-hati saat memilih operasi. Dirinya menjelaskan, dosis radiasi dalam sekali periksa CT Scan, kata dia setara dengan 200–300 kalinya sinar X atau radiography normal!

“Dan dosis radiasi sekali periksa CT Scan itu cukup memicu terjadinya kanker,” ungkap penulis buku 47 Ways to Avoid Being Killed by Your Doctor. Dalam bukunya tersebut, dirinya menambahkan, bahwa memperkuat sistem kekebalan tubuh tidak bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan kanker. “Bahkan dapat dikatakan sama sekali tidak efektif,” sambungnya.

Mengapa? Dia mengungkap bahwa tugas dari sel kekebalan tubuh itu adalah menyerang benda asing dari luar. Sementara sel-sel kanker itu, lanjut dia, terbentuk karena mutasi sel kanker dari tubuh itu sendiri. Penting untuk diketahui sistem kekebalan tubuh manusia itu tidak akan menganggap sel kanker sebagai musuh.

Mengapa kanker dapat tumbuh hingga 1 cm atau lebih diameternya? Dokter Makoto Kondo mengatakan karena sel-sel kekebalan tubuh tidak menempatkan sel kanker itu sebagai musuh. “Inilah bukti tak terbantahkan terkait mengapa sistem kekebalan tubuh tidak dapat membunuh sel kanker,”

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan? Lupakan kanker, tidak perlu operasi. Jangan pula menjalani proses radioterapi atau terapi radiasi. Apalagi kemoterapi. Dirinya menyarankan agar jangan pernah lakukan.

Saat badan mulai tidak nyaman, baru pikirkan cara meringankan rasa sakit itu. Dengan begitu, baru bisa dalam kondisi paling nyaman dan rileks memperpanjang usia hidup. Makoto Kondo juga mengingatkan, jika dokter tidak menjelaskannya, maka sebaiknya jangan tanya lebih lanjut. Karena tak seorang pun yang tahu Anda bisa hidup berapa lama.

Tidak peduli apakah itu penyakit kanker atau penyakit lain yang diderita, semua itu perlu ditangani oleh dokter terkait. Namun, pasien tidak perlu menyerahkan sepenuhnya kepada dokter terkait keputusan menentukan kebijakan pengobatan, dan dokter juga tidak berhak memberi petunjuk atau perintah dengan semaunya terhadap pasien.

Kita bisa belajar dari batu-batu yang terus bergulir. Asal tahu saja, batu yang terus bergulir itu tidak akan ditumbuhi lumut. Selama kita banyak menggerakkan anggota tubuh, selalu menguras otak (berpikir), maka tubuh kita tidak akan berkarat.

Selain itu, selama kita bisa membuat rasa (emosional) menjadi lebih berisi setiap hari, ada suka-duka, sedih-ceria, maka kelima organ atau indera kita (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba) itu niscaya tidak akan menjadi diam/lamban (pikiran atau tindakan/respon).
Baca: Agar Tak Terbunuh Dokter Kanker, Tips Dr. Makoto Kondo (Bagian 2)

Editor: Romandhon

Exit mobile version