NUSANTARANEWS.CO – Bulan November 2017 kali ini, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang menggelar Sidang Majelis Umum. Dalam kegiatan tersebut, salah satu isu yang terus didengungkan oleh PBB adalah tentang pertanian keluarga. Hal ini dengan ditandainya deklarasi United Nations Decade of Family Farming oleh PBB.
Yakni suatu deklarasi oleh negara-negara anggota PBB yang menyatakan bahwa dalam satu dekade ke depan, terhitung dari tahun 2019-2028 fokus dan upaya masyarakat internasional adalah meningkatkan kesejahteraan pertanian keluarga.
PBB menjelaskan bahwa komponen terbesarnya dalam konteks ini adalah para petani skala kecil. PBB mengaku akan mencoba mengintensifkan pertanian keluarga. Di Indonesia, pertanian keluarga telah dilakukan selama puluhan tahun.
Tercatat sejak program swasembada pangan yang dicetuskan oleh Presiden Soeharto, pertanian keluarga (family farming) di Indonesia mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional bahkan berhasii memenuhi kebutuhan untuk ekspor.
Ini menyusul sebagian besar penduduk Indonesia tinggal berada di pedesaan. Dan kecenderungan pola masyarakat di pedesaan kerap menerapkan pertanian keluarga.
Nah baru-baru ini, PBB kembali mengangkat tema besar tentang pertanian keluarga. Negara-negara PBB percaya bahwa pertanian keluarga dinilai mampu menjawab akan kebutuhan sektor ketahanan pangan global.
Dengan bergulirnya revolusi industri keempat, ditandai rontoknya para kelas menengah di seluruh dunia, maka dikhawatirkan akan memicu rapuhnya ketahanan pangan global. Namun PBB justru memprediksi bahwa satu-satunya yang dinilai bisa bertahan dari dampak revolusi industri keempat adalah pertanian keluarga yang berada di desa-desa.
Dengan adanya keluarga-keluarga yang melakukan kegiatan pertanian atau disebut pertanian keluarga, PBB tampaknya optimis bisa menjaga stok ketahanan pangan global. Untuk itu, dalam Sidang Majelis Umum PBB, pada November 2017 ini, negara-negara dunia sepakat untuk mendeklarasikan United Nations Decade of Family Farming.
Di Indonesia sendiri, pertanian keluarga telah menjadi tulang punggung bagi ketahanan nasional. Sebagai contoh, program swasembada pangan di era Soeharto adalah bukti bagaimana mengoptimalkan kegaiatan pertanian masing-masing keluarga terbukti mampu mengatasi krisis pangan di Indonesia. (*)
Editor: Romandhon