Puisi Hadi Winata
Mengutuk Diri Sendiri
menumpangi gerbong tua pada kereta yang paling akhir, akankah ia
mengantarkanku ke stasiun yang paling pulang: makan malam bersama
ayah dan ibu. seperti di tahun-tahun yang berselang; atau justru lautan
lumpur tempat kubangan para setan menikmati sesal.
di luar pohon demi pohon membentuk hutan. dan hujan seketika turun.
membasahi ruang-ruang yang memang harus dibasahi. aku tercekat rindu
pada ayah yang memuncak, mencapai klimaks. wajah keriput ayah
muncul di kaca-kaca yang berembun, di langit-langit gerbong.
tubuhku tiba-tiba gemetaran dan kedinginan. kesadaran seperti menguap.
kupikir seharusnya kau tak perlu menyia-nyiakan spermamu, hanya sekadar
untuk menolong seorang anak yang bahkan lebih kejam dari sangkuriang;
melihat dunia dan kemudian membunuhmu perlahan agar mati berdiri.
mengapa tidak kaukutuk saja aku seperti malin menjadi batu? atau seperti
seseorang yang berubah bentuk menjadi ikan pari? agar tak perlu pula aku
menghasilkan keturunan yang bahkan lebih biadab dari anak durhaka yang mana
pun. yang kini sedang berusaha mengulitiku diam-diam.
katamu jadilah lelaki sejati yang bijak, maka biar kukutuk saja diriku
sendiri menjadi kunang-kunang yang terjaga di malam hari. agar dapat
menerangi makammu; membebat luka yang sudah lama mengering;
atau mungkin sudah sembuh? tapi, lestarikah kulitmu itu ayah?
2017
Hadi Winata, lahir di Palembang, 10 September 1998. Finalis 30 terbaik Lomba Inovasi IPTEK Pemuda KEMENPORA (2015), Finalis Lomba Peneliti Belia Sumatera Selatan (2015), Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah UNSRI (2015), Juara 2 BAIA Award PT. Bukit Asam (2016), Juara 2 Lomba Menulis Esai Pertanian IPB (2016), JUARA HARAPAN 1 LOMBA MENULIS SURAT NASIONAL PT. POS INDONESIA (2016). Menerbitkan novel dengan judul MEMORI UNTUK IBU (2016). Puisi-puisinya dimuat di Koran Berita Pagi, Koran Palembang Ekspres, Sebatin.com, Posmetroprabu.com, Piarmedia.com, Buku Antologi Puisi Penyair Indonesia (Penerbit Rumah Kita, 2016), Buku Antologi Puisi SIAK DALAM PUISI (Hari Puisi Indonesia/HPI Riau, 2017), Buku Antologi Puisi KATA-KATA YANG TAK MENUA (Hari Puisi Indonesia/HPI Makassar, 2017), dan Majalah Puisi (2017). Beberapa cerpennya pernah dimuat di Sebatin.com dan Kibul.in (Web Sastra). Dan, puluhan artikelnya dimuat di Sebatin.com. Tergabung di KOMUNITAS PENA TERBANG dan JARINGAN PENULIS INDONESIA.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].