NUSANTARANEWS.CO – Besarnya jumlah produksi beras petani awal tahun ini sudah tidak mampu lagi ditampung gudang Bulog. Bahkan untuk pertama kalinya selama sembilan tahun terakhir, pada 2016 akhirnya pemerintah berhasil mengirimkan beras dari Jawa ke Sumatra dan Kalimantan.
“Satu kali pengiriman bisa 50 hingga 100 ribu ton,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan,Kamis (2/2/2017).
Meski ada stok asal Jawa yang telah dikeluarkan ke Kalimantan dan Sumatra, Amran mengkalim stok yang ada di gudang masih penuh. Kapasitas gudang Bulog di Jawa Barat dan Jawa Tengah masing-masing sebesar 1,3 juta ton sedangkan di kapasitas gudang di Jawa Timur mencapai 1,5 juta ton.
Karena melimpahnya hasil panen ini, membuat harga beras jatuh di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 7.300 per kilogram (kg). Maka dari pihak Kementerian Pertanian mengambil langkah strategis melakukan penyerapan gabah petani oleh pemerintah.
Meski demikian, hal itu dianggap cukup memuaskan dari hasil pertanian negerj. “Itu tanda-tanda produksi kita baik,” kata Amran.
Lebih lanjut, besarnya jumlah produksi beras tersebut belum termasuk stok beras nasional hingga tahun ini tercapai sebesar 1,7 juta ton. Angka tersebut lebih besar dari stok tahun sebelumnya sebesar 800 hingga 900 ribu ton. Konsumsi beras nasional inj sendiri sebesar 2,6 juta ton per bulan.
Maka dari itu, Amran menargetkan produksi beras tahun ini sebesar 75 juta ton. Angka tersebut meningkat dari target tahun lalu sebesar 73 juta ton dengan angka ramalan mencapai 79 juta ton produksi beras. (Andika)