Berita UtamaOpiniPolitikTerbaru

Membangun Masyarakat Gotong Royong Modern dan Pejuang

Membangun masyarakat gotong royong modern dan pejuang.
Membangun masyarakat gotong royong modern dan pejuang.
Sudah menjadi pengetahuan kita ketika mempersiapkan kemerdekaan bangsa, bahwa Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 harus mempunyai Dasar (Weltanschauung) untuk dapat berdiri sampai ke akhir zaman. Kemudian Bung Karno mengusulkan Pancasila sebagai Dasar Negara, yaitu nilai-nilai yang beliau gali dari akar kehidupan bangsa. Usul Bung Karno itu diterima dan sejak 18 Agustus 1945 dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Oleh: Sayidiman Suryohadiprojo

 

Maka satu tujuan penting dalam kita bernegara Republik Indonesia adalah menjadikan Dasar Negara Pancasila kenyataan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Seperti dikatakan Bung Karno, Pancasila kalau diperes menjadi Trisila dan kalau terus diperes adalah Gotong Royong. Dan memang kehidupan asli bangsa Indonesia bersifat gotong royong; Gotong Royong adalah kepribadian bangsa Indonesia. Maka itu berarti bahwa untuk menjamin kelestarian Republik Indonesia sampai ke akhir zaman bangsa Indonesia harus membangun dan hidup dalam Masyarakat Gotong Royong .

Selain itu ternyata perkembangan Ilmu Fisika, khususnya Quantum Theory, memperkuat pilihan kita menjadikan Pancasila Dasar NKRI. Sebab perkembangan Ilmu Fisika itu mempunyai dampak sosial, sebagaimana sebelumnya Newtonian Physics memperkuat Individualisme. Teori Quantum menemukan bahwa sifat masyarakat manusia yang hakiki adalah connectivity atau keterhubungan atau kebersamaan. Maka mengembangkan kebersamaan adalah dasar utama untuk kekuatan Negara dan Bangsa, dan itulah Pancasila.

Namun pada waktu ini dapat dikatakan bahwa sifat gotong royong dalam masyarakat Indonesia sudah tidak ada, lenyap karena perbenturan dengan bangsa-bangsa lain dan khususnya karena penjajahan begitu lama oleh bangsa Barat. Maka bangsa Indonesia yang sudah merdeka secara politik sejak 17 Agustus 1945 dan ingin mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan sejati perlu membangun kembali sifat gotong royong dalam kehidupannya. Harus dibangun kembali masyarakat Indonesia dengan sifat gotong royong.

MEMBANGUN KEMBALI MASYARAKAT GOTONGROYONG

Untuk itu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dikembangkan dalam kehidupan bangsa. Harus terasa dan terwujud kesadaran akan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kehidupan bangsa menjunjung tinggi Kemanusiaan yang adil-beradab serta Persatuan bangsa Indonesia. Masyarakat melaksanakan Kerakyatan yang dibimbing hikmah kebijaksanaan dalam Permusyawaratan-Perwakilan serta jelas terwujud Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Hakekat Pancasila adalah hidup dalam Kebersamaan dan Kerukunan. Kita sebagai manusia Indonesia beda satu sama lain, tetapi pada saat sama kita satu karena hidup dalam Kebersamaan. Maka tumbuhlah Kebangsaan Indonesia secara subur dalam taman sari kehidupan Umat Manusia. Masyarakat Gotong Royong hidup secara harmonis dengan dilandasi filsafah Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan, yaitu Kebersamaan dan Kekeluargaan.

Manusia Indonesia adalah individu yang unik dalam kehidupan dan selalu terdorong mengejar hal-hal terbaik (excellence) dalam hidupnya. Akan tetapi karena hidup dalam kebersamaan dengan warga Indonesia lain, maka mengejar excellence tidak hanya dilakukan untuk diri sendiri tetapi juga untuk menjadikan Masyarakat Indonesia maju dan sejahtera.

Maka Manusia Indonesia yang sekarang banyak meninggalkan sifat-sifat Masyarakat Gotong Royong harus kembali diajak dan dimotivasi untuk hidup dengan Kebersamaan dan Kekeluargaan. Menjadi Manusia yang menjunjung tinggi Harmoni atau Keselarasan dalam kehidupan. Masing-masing orang memang beda satu sama lain, tapi semua sadar bahwa mereka bagian yang tak terpisahkan dalam Keluarga, dalam Masyarakat, dalam Negara dan Bangsa Indonesia. Sebab itu mereka sadar bahwa mereka harus hidup dalam Kebersamaan dan Kesatuan. Pembangunan Manusia ini adalah landasan amat menentukan bagi terwujudnya kembali Masyarakat Gotong Royong, Masyarakat yang penuh Harmoni dalam kehidupannya.

Baca Juga:  Risma Sudah Lama Hengkang, Masyarakat Surabaya Lebih Pilih Khofifah di Pilgub Jawa Timur

Bersamaan dengan pembangunan Manusia, sifat Gotong Royong juga diusahakan dalam pembangunan Masyarakat yang sesuai Pancasila. Ini harus dimulai dengan mempunyai Konstitusi yang benar-benar sesuai Pancasila. Karena UUD 1945 selama Reformasi sudah di-amendemen 4 kali sehingga tidak lagi sesuai Pancasila, maka perlu ada Kaji Ulang atas UUD 1945 sehingga kembali sesuai Pancasila. Kalau toh UUD 1945 memerlukan perubahan untuk menjamin agar kehidupan bangsa Indonesia memperhatikan perkembangan umat manusia , perubahan itu dilakukan dengan membuat Addendum yang membuat aturan lama masih terbaca. Tidak dengan Amandemen seperti sudah terjadi. Ada yang menganggap perlu untuk kembali menjadikan UUD 1945 yang asli sebagai Konstitusi kita. Akan tetapi sebagai pertimbangan untuk menghargai perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam kehidupan umat manusia dan bangsa Indonesia, adalah lebih arif untuk melakukan Kaji Ulang. Dengan cara itu tetap bisa substansi UUD 1945 asli dipakai kembali dan ditambah dengan hal-hal yang terjadi dalam perubahan dan perlu menjadi ketentuan Konstitusi. Dan itu semua sesuai dengan Pancasila sebagai Dasar Negara RI.

Juga amat mendasar adalah usaha untuk makin menghilangkan Kemiskinan yang selama ini menjadi sebab dari berbagai kelemahan bangsa. Terutama lebarnya kesenjangan antara golongan kaya yang sedikit jumlahnya dan golongan miskin yang banyak sekali. Tidak salah kalau bangsa Indonesia selalu mengusahakan pertumbuhan ekonomi agar mencapai Produksi Nasional yang tinggi, karena Produksi Nasional harus ditingkatkan untuk menjadikan bangsa dan masyarakat kaya sejahtera. Akan tetapi pertumbuhan tinggi harus selalu dibarengi dengan distribusi pendapatan yang merata sehingga terjadi pengentasan kemiskinan yang menghasilkan produksi per capita makin tinggi dan terus mengurangi kesenjangan antara golongan kaya dan miskin. Usaha kuat mewujudkan kesejahteraan umum ini harus membangun Golongan Menengah yang besar jumlahnya, lebih dari 90% masyarakat dengan penghasilan orang per orang yang tinggi. Sebaliknya harus mengakhiri kesenjangan yang sekarang begitu lebar yang dibuktikan oleh koeffisien Gini sebesar 0,41 dan malahan ada kecenderungan terus melebar. Hal ini semua memerlukan kehidupan Ekonomi berdasarkan Kekeluargaan dan Kebersamaan, menolak sistem ekonomi liberal dan neo-liberal yang hanya mementingkan golongan sedikit yang amat kaya serta amat memperlemah bangsa Indonesia, malahan memperkaya pihak asing.

Terwujud sikap Masyarakat yang diliputi kebersamaan dengan toleransi tinggi terhadap Perbedaan, menolak radikalisme dan penggunaan kekerasan. Dalam hubungan dengan bangsa lain mengusahakan peningkatan kesejahteraan dan perdamaian umat manusia dengan selalu menjunjung tinggi kepentingan nasional Indonesia.

Baca Juga:  Bea Cukai Nunukan Lakukan Hibah dan Musnahkan Barang Ilegal Lainnya

Perlu ditetapkan Hukum Nasional yang mengikat seluruh bangsa agar NKRI benar-benar menjadi Negara Hukum. Dengan itu menjadikan Kedaulatan Bangsa sepenuhnya di tangan Rakyat, berupa pelaksanaan demokrasi politik , demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial yang secara nyata menegakkan Keadilan. Terbentuk Manusia Indonesia yang menjunjung tinggi Hukum dan hidup penuh disiplin yang kuat karena sadar bahwa hal itu menjamin kehidupannya dan harga dirinya. Dengan berlakunya Hukum secara kuat secepat mungkin diberantas Korupsi yang telah begitu berat merusak kondisi sosial bangsa.

Hal ini semua memerlukan dukungan Pendidikan yang bermutu, meliputi Pendidikan dalam Keluarga, Pendidikan Sekolah dan Pendidikan dalam Masyarakat. Pendidikan yang membentuk Manusia dan Masyarakat Indonesia yang tinggi mutunya, baik moral, mental, spiritual, intelektual, maupun dalam menegakkan Kebersamaan dalam kenyataan kehidupan.

MASYARAKAT MODERN & PEJUANG

Dengan landasan itu bangsa Indonesia akan secara efektif mampu melakukan pinjaman hasil kebudayaan bangsa lain, sebagaimana di masa lampau bangsa Indonesia meraih keunggulan berbagai agama seperti Hindu, Buddha, Islam. Sekarang peminjaman kebudayaan dari Dunia Maju Materiil, khususnya Dunia Barat, berupa penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) modern . Penguasaan IPTEK modern penting untuk peningkatan kesejahteraan bangsa secara luas. Hal itu tak akan merugikan atau mengurangi Kepribadian Indonesia kalau Masyarakat Gotong Royong dibangun secara sungguh-sungguh. Tidak akan menjadikan bangsa Indonesia beralih menjadi Barat dengan filsafah hidup Individualisme-Liberalisme-Materialisme. Melainkan menjadi Manusia yang menjunjung tinggi Kebersamaan dan Harmoni dan menguasai Iptek Modern untuk mempertinggi kesejahteraannya dan kemampuannya.

Perkembangan Iptek amat perlu agar Masyarakat Gotong Royong mempunyai kekuatan nyata, khususnya dalam membangun kesejahteraan dan keamanan. Selain itu hanya dengan penguasaan Iptek berbagai potensi Nasional akan dapat ditransformasikan menjadi kekayaan bangsa dan tidak malahan menjadikan bangsa lain makin kaya. Kecenderungan perkembangan besar dalam teknologi energi, khususnya energi matahari dan angin, memberikan peluang besar sekali bagi bangsa Indonesia untuk benar-benar kuat dan stabil dalam penyediaan energi. Sedangkan robotics dan digital manufacturing amat berpengaruh dalam perkembangan produksi. Ini semua penting untuk menjadikan seluruh masyarakat Indonesia sejahtera dan Pancasila kenyataan di Indonesia.

Keberhasilan usaha itu hanya mencapai tingkat maksimal apabila dilakukan oleh manusia-manusia Indonesia yang Patriot Pejuang, gigih dalam segenap usahanya dan bebas dari segala sifat manja mental yang banyak menghinggapi Manusia Indonesia sekarang. Manja Mental itu adalah akibat dari kondisi Tanah Air yang serba kaya di darat dan di laut yang membuat orang merasa tak perlu giat untuk hidup. Manja mental menjadikan Manusia Indonesia lemah berbuat dan implementasi, lebih gemar berwacana dan berteori dengan menghasilkan konsep-konsep yang menonjol tanpa merasa perlu untuk mewujudkannya.

Sebaliknya dorongan menghasilkan yang terbaik membuat Manusia Indonesia bersifat Patriot Pejuang yang selalu mengusahakan yang terbaik dalam apa pun yang dikerjakan, menjunjung tinggi kehidupan bangsa dan negaranya . Sifat jujur, hemat, rajin, toleran, tepo seliro (empati), energik, hendaknya tumbuh sebagai sikap umum Manusia Indonesia. Meninggalkan sikap semau gue, sikap asal jadi tanpa niat membuat terbaik, sikap malas, sikap tidak peduli aturan hukum, semua bermuara pada kehidupan bangsa yang diliputi berbagai pelanggaran dan kelemahan seperti korupsi yang merajalela, prestasi kerja rendah, dll. Juga meninggalkan sikap suka konflik dan berseteru dengan menggunakan kekerasan yang belakangan ini amat menonjol , dan mengajak untuk kembali ke sikap asli Indonesia yang mengutamakan Harmoni dan Kebersamaan serta mengatasi sengketa melalui Musyawarah untuk mufakat. Manusia Pejuang yang kuat kendali diri perlu menjadi mayoritas bangsa Indonesia secepat mungkin.

Baca Juga:  Kekeringan Panjang, Naufal Alghifary Beber Banyak Desa di Pasuruan Butuh Air Bersih

Untuk Bangsa Pejuang tidak ada akhir jalan, selalu ada hal yang perlu diwujudkan dan disempurnakan !

TERWUJUD PERADABAN INDONESIA

Dengan begitu kebudayaan Indonesia makin kuat dan berkembang, mendukung terwujudnya Peradaban Indonesia atau dapat dinamakan Peradaban Pancasila. Menjadikan bangsa Indonesia makin kuat dan mampu memberikan kontribusi kepada Umat Manusia dalam perluasan Perdamaian dan Kesejahteraan.

Ini semua memerlukan Kepemimpinan yang bermutu dan senantiasa sadar akan Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Dan berkehendak kuat untuk menjadikan Pancasila kenyataan di kehidupan Bangsa dan Bumi Indonesia. Kepemimpinan dengan keyakinan kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai Penguasa Alam Semesta, serta pemahaman makna Pancasila. Baik kepemimpinan pada tingkat nasional maupun daerah dan di setiap aspek kehidupan bangsa. Hakikatnya Kepemimpinan-lah menjadi penentu keberhasilan dan terwujudnya Masyarakat Gotong Royong Modern dan Pejuang. Sebab itu baik di Pusat maupun Daerah, demikian pula di setiap aspek kegiatan masyarakat, harus terwujud dan diusahakan Kepemimpinan yang Pejuang dan menjadi Tauladan, Inspirator atau Pengajak dan Penggerak, Pendidik yang secara jelas menentukan Arah Perjuangan. Secara tegas dan arif-bijaksana sanggup mengambil setiap keputusan yang diperlukan.

Kepemimpinan yang sadar Pancasila akan membangun sistem Pendidikan yang cocok untuk membentuk Manusia Indonesia yang sesuai dengan tuntutan Masyarakat Gotong Royong Modern dan Pejuang, meliputi Pendidikan di Lingkungan Keluarga, Pendidikan Sekolah dan Pendidikan dalam Masyarakat. Kepemimpinan dan Pendidikan menjadi kunci keberhasilan perjuangan mewujudkan Masyarakat Gotong Royong Modern dan Pejuang.

KETAHANAN NASIONAL

Dengan dasar Pancasila bangsa Indonesia senantiasa Cinta Damai. Namun dalam dunia dan umat manusia dewasa ini yang tidak bebas dari ambisi dan nafsu berkuasa tidak tertutup kemungkinan bahwa ada bangsa atau perkelompokan lain berusaha menguasai Tanah Air Indonesia yang terkenal kaya dengan berbagai potensi. Sebab itu bangsa dan masyarakat Indonesia harus siap dan mampu menghadapi kemungkinan itu. Kekayaan masyarakat yang dibangun memungkinkan pembangunan Ketahanan Nasional dengan berbagai variasi kekuatan lunak dan keras (soft & hard power) sehingga bangsa Indonesia selalu efektif menghadapi berbagai gangguan dan ancaman.

Dengan makin banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai akan makin terwujud Masyarakat Gotong Royong Indonesia yang sesuai perkembangan zaman, yang modern. Dan Rakyat Indonesia seluruhnya memperoleh kehidupan yang adil dan sejahtera. Ini tercapai karena bangsa Indonesia kembali pada sifat kepribadiannya yang Gotong Royong, sekaligus memiliki daya tahan yang menjamin eksistensinya sampai akhir zaman.(as/sayidiman.suryohadiprojo.com)

Related Posts

1 of 39