NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rencana Pemerintah yang akan menaikan tarif tiket naik ke Candi Borobudur bagi wiasatawan terus menuai reaksi. Berbagai pihak menyatakan bahwa naiknya tarif tiket menjadi Rp. 750 untuk wisatawan lokal dan 100 US Dolar tersebut dirasakan sangat memberatkan dan akan berdampak terhadap para pelaku UMKM yang selama ini menggantungkan nafkahnya dari para wisatawan.
Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevry Hanteru Sitorus turut bersuara terkait hal tersebut. Dengan tegas, Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan ketidak sepakatannya.
“Saya menolak wacana kenaikan harga tiket naik ke Candi Borobudur itu,” ujarnya, Sabtu (11/6).
Deddy juga menegaskan bahwa alasan Konservasi tidak bisa dijadikan alasan untuk menaikan tarif tiket naik ke Candi. Bahkan Deddy menilai wacana kenaikan harga tiket tersebut justru cenderung seperti mengkomersialisasi Candi Borobudur.
Menurutnya, jika memang untuk alasan konservasi, maka yang dibatasi adalah jumlah pengunjungnya dan bukan malah menaikan tarif tiketnya. Dan bukan membatasi orang berdasarkan kemampuan keuangan.
“Jadi, siapapun wisatawan yang datang terlebih dulu, maka dia boleh naik ke Candi sampai jumlah yang ditentukan atau yang mendaftar melalui aplikasi. Atau bisa juga dikombinasikan antara keduanya,” tandasnya.
Untuk iu, Deddy minta agar wacana kenaikan harga tiket tersebut benar-benar dipertimbangkan.
Terlebih, ungkap Deddy, Candi Borobudur bukan hanya sebagai tempat wisata namun juga sebagai tempat yang penuh nilai -nilai religi dari agama tertentu.
“Dan saya juga minta agar harga tiket ke Candi Borobudur hendaknya disesuaikan dengan harga tiket di situs – situs warisan dunia lainya,” tegas Deddy
Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengumumkan rencana menaikkan harga tiket naik ke atas stupa candi menjadi Rp 750.000 per orang bagi wisatawan lokal.
Kemudian, tiket untuk turis asing dibanderol 100 dollar AS atau sekitar Rp 1,45 juta jika merujuk pada kurs dolar sekarang. Sementara, tarif tiket untuk pelajar jauh lebih murah, yakni Rp 5.000. (ES)