NUSANTARANEWS.CO, Tanjung Selor – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM), terus berupaya meningkatkan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Kaltara.
Kepala Disperindagkop-UKM Hartono mengatakan, dengan meningkatnya produksi pada sektor industri tentu akan memberikan pengaruh positif bagi pelaku usaha di Kaltara. Pembangunan industri merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu.
“Ini dipandang perlu, karena pembangunan bidang industri dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” katanya melalui rilisnya yang diterima redaksi, Kamis (7/2/2019).
Di samping itu, menurut Hartono, perlu juga adanya kelanjutan fungsi sumber daya industri itu sendiri untuk dapat menopang kehidupan manusia antar generasi. Hartono menjelaskan, penyebab terjadinya penurunan produksi industri manufkatur di Kaltara, karena terjadinya penurunan produksi kayu di Kaltara.
“Kayu ini, yang punya izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) tidak banyak. Karena HPH telah dibatasi,” imbuhnya.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara menunjukkan terjadinya penurunan produksi industri manufaktur mikro kecil (IMK). Prosentase penurunan produksi IMK di Kaltara hingga 6,05 persen (q to q). Namun pertumbuhan Produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan IV/2018 terhadap Triwulan IV/2017 (y on y) mengalami Kenaikan sebesar 5,66 persen
Jenis IMK yang ada di Kaltara adalah industri meliputi industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya. Jenis industri yang mengalami penurunan itu ialah industri kayu barang dari kayu, anyaman rotan dengan prosentase -26,67 persen, industri barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar -18,42 persen dan industri pengolahan lalinnya -9,32 persen.
Untuk rotan yang masih satu kelompok dengan industri kayu, penjualannya tidak banyak karena buyer dari mancanegara yang datang ke Kaltara tidak sebanyak triwulan sebelumnya. Tak lain penyebab berkurangnya kedatangan tamu mancanegara lantaran harga tiket transportasi udara yang begitu tinggi sehingga membuat mereka enggan masuk ke Kaltara.
“Triwulan sebelumnya tinggi karena pada saat-saat itu banyak buyer dari luar yang datang untuk membeli itu, ekspor meningkat sehingga industrinya tetap jalan,” jelasnya.
Sementara itu, jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah industri makanan 4,02 persen, industri tekstil 20,65 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman 35,46 persen dan industri barang galian bukan logam 5,60 persen.
“Semntara industri farmasi, obat dan obat tradisional 2,28 persen, industri alat angkutan lainnya 0,49 persen dan industri Furniture 5,72 persen,” pungkasnya.
Pewarta: Eddy Santri
Editor: Gendon Wibisono