80 Tahun Saini KM, Sebuh Pengabdian untuk Sastra dan Teater

Saini KM menerima wayang golek dari Radhar Panca Dahana di malam penganugerahan Federasi Teater Indonesia 2012 di Taman Budaya, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/1/2012). Saini terpilih menjadi Tokoh Teater Indonesia 2012. (FOTO: TEMPO)
Saini KM menerima wayang golek dari Radhar Panca Dahana di malam penganugerahan Federasi Teater Indonesia 2012 di Taman Budaya, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/1/2012). Saini terpilih menjadi Tokoh Teater Indonesia 2012. (FOTO: TEMPO)

NUSANTARANEWS.CO – Hari ini, 16 Juni 2018 adalah hari perayaan kelahiran penulis Indonesia yang ke-80 tahun. Penulis produktif ini telah banyak menulis naskah drama, puisi, novel, cerita rakyat dan esai. Bernama lengkap Saini Kosim, Saini KM lahir di Sumenedang, Jawa Barat.Dia menyelesaikan studinya pada jurusan Inggris IKIP Bandung pada tahun 1977.

Kekhusyuannya terhadap bidang sastra dan teater telah tumbuh sejak di bangku sekolah. Karena itu, dia terdorong untuk mengambil prakarsa mendirikan Jurusan Teater di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI, serkarang STSI) Bandung pada tahun 1978.

Prakarsa ini mendapat dukungan dari Direktur ASTI saat itu, Karna Yudibrata. Prakarsa lahir juga lantaran waktu itu, Saini telah menjadi dosen ASTI sebelum akhirnya diangkat jadi Direktur pada tahun 1988 sampai 1991. Saini juga merupakan pengajar tetap di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung sembari aktif dalam kegiatan kesenian khususnya sastra dan teater.

Menurut Pamusuk Eneste (2001), kiprah Saini dalam dunia sastra dibuktikan dengan profesinya waktu itu yakni menjadi redaktur majalah Mangle, redaktur kebudayaan harian Harapan Rakyat (1967-1969), pengasuh ruang/kolom puisi di harian Pikiran Rakyat, Bandung (1960-1994), anggota Dewan Pertimbangan Kebudayaan Jawa Barat, dan Direktur Jenderal Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Saini K.M. juga tercatat sebagai anggota Konsorsium Seni sejak tahun 1994 dan sebagai anggota Komisi Disiplin Seni sejak tahun 1999. Ia juga aktif dalam penyelenggaraan Art Summit Indonesia.

Saini KM telah melahirkan sejumlah karya mulai dari naskah drama atau lakon, puisi, novel, cerita rakyat, non fiksi yang meliputi esai dan buku serta karya terjemahan. Sebagian dari karya Saini mendapatkan apresiasi berupa penghargaan demi penghargaan.

Buku kumpulan puisinya yang telah terbit antara lain Nyanyian Tanah Air (1969), Rumah Cermin (1979), Sepuluh Orang Utusan (1989), dan Mawar Merah (Aksara Indonesia, 2001). Untuk karya prosa Saini yang diterbitkan adalah Puragabaya (novel, 1976), Cerita Rakyat Jawa Barat (1993), dan Berkas yang Hilang (2001).

Adapun sejamlah karya dramanya sebagai berikut: Pangeran Suntenjaya (1973), Ben Go Tun (1977), Egon (1978), Serikat Kacamata Hitam (1979) dan Sang Prabu (1981). Kelima naskah lakon tersebut memenangkan Sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Untuk dua naskah drama anak yang berdujul Kerajaan Burung (1980) dan Pohon Kalpataru (1981) sama-sama menjadi pemenang pemenang Sayembara Direktorat Kesenian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Naskah dramanya yang berjudul Sebuah Rumah di Argentina (1980) pun memenangkan Sayembara Badan Musyawarah Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa/ Bakom PKB Jakarta Raya).

Tak hanya itu, Saini juga melahirkan naskah teater yaitu Pangeran Geusan Ulun (1963), Siapa Bilang Saya Godot (1977), Restoran Anjing (1979), Panji Koming (1984), Madegel (1984, dipentaskan di Jepang, 1987), Amat Jaga (1985), Ken Arok (1985, mendapat penghargaan sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, 1990), Syekh Siti Jenar (1986), Dunia Orang-Orang Mati (1986), Ciung Wanara (1992), dan Damarwulan (1995). Untuk naskah Ken Arok dan Sepuluh Orang Utusan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Renate Sterngal. Sebagai tambahan, Saini juga menerbitkan buku drama “Lima Orang Saksi” (2000, terdiri dari naskan: Ben Go Tun, Dunia Orang Mati, Madegel, dan Orang Baru).

Untuk nonfiksi, Saini melahirkan sejumlah buku antara lain Beberapa Gagasan Teater (kumpulan esai, 1981), Protes Sosial dalam Sastra (1983), Dramawan dan Karyanya (1985), Apresiasi Kesusastraan (buku teks, bersama Jakob Sumardjo, 1986), Antologi Apresiasi Sastra (1986; ed. Bersama Jakob Sumardjo), Teater Modern Indonesia dan Beberapa Masalahnya (kumpulan esai tentang drama, 1987), Seni Teater 1-6 (1989-1990, bersama Ade Puspa dan Isdaryanto), Puisi dan Beberapa Masalahnya (1993, dihimpun oleh Agus R. Sarjono dari ruang “Pertemuan Kecil harian Pikiran Rakyat yang diasuhnya sejak 1979), Peristiwa Teater (1996).

Buku “Percakapan dengan Stalin” (terjemahan karya Milovan Djilas, 1963) dan “Bulan di Luar Penjara” (terjemahan karya ks Ho Tji Minh, 1965) merupakan karya terjemahan Saini KM.

Hadiah, Anugerah, dan Penghargaan yang diterima Saini KM selain yang disebutkan di atas adalah Anugerah Sastra dari Yayasan Forum Sastra Bandung (1995) atas kiprahnya mengasuh para penyair remaja, Penghargaan Penulisan Karya Sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991), dan Penerima Hadiah Sastra Asia Tenggara 2001 (SEA Writte Awards 2001) dari pemerintah Thailand. (dari berbagai sumber)

 

Penulis: Achmad S.

Editor: M. Yahya Suprabana

Exit mobile version