Terbaru

71 Indonesia Merdeka Dalam Perspektif Agama

Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid/Foto nusantaranews (Istimewa)
Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid/Foto nusantaranews (Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO – Indonesia akan merayakan hari jadinya ke-71 tahun. Namun, di usianya yang sudah tidak muda lagi ini ternyata masih menyimpan beragam persoalan.

Salah satunya, kebebasan beragama. Bahkan, sebuah lembaga survey PEW Research Center’s Forum on Religion “Trends in Religious Restrictions and Hostilities 2015 menempatkan, Indonesia pada paling buruk dalam menjalankan kebebasan beragama dari 25 negara berpenduduk terbesar di dunia.

“Memang 70 tahun merdeka kurukunan ummat bergama belum tuntas seperti yang diharapkan,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid, Jumat (12/8).

Sodik mengatakan, penyebab dari maraknya intoleransi di Indonesia adalah munculnya aliran-aliran yang tidak terpikirkan pada zaman dahulu, dan kini muncul dan datang ke Indonesia sehingga banyak diantara kita belum siap.

Kemudian, adanya perubahan dan dinamika sosial yang luar biasa dalam berbagai hal, termasuk dinamika kehidupan beragama, baik yang posiif seperti militansi dan fanatisme atau dinamika negatif seperti  aliran-aliran baru dalam keagamaan.

Baca Juga:  Ketegangan Geopolitik dan Potensi Terjadinya Perang Nuklir

“Selain itu, meningkatnya kesenjangan dan kecemburuan ekonomi dari mayoritas masyarakat kepada sekelompok kecil masyarakat yang menguasasi ekonomi. Ini jadi faktor pemicu beberapa konflik yang ‘berbaju’ agama,” ungkap Sodik.

Untuk meminimalisir meluasnya konflik agama ini, Pemerintah disarankan untuk membangun budaya berperadaban tinggi, termasuk sikap toleransi dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya melalui jalur pendidikan. Kemudian memberikan teladan dan mengintensifkan kerjasama antara pemerintah dengan tokoh atau pemuka agama. “Agar mereka lebih dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi agama dan bukan sebaliknya memanas-manasi,” tutur Sodik.

Kemudian yang tak kalah pentingnya, tegakan hukum secara tegas tapi adil dan bijak terhadap para pelangar toleransi. Dan terakhir, pemerintah diminta memperbaiki perekonomian secara terus menerus dan mengurangi kesenjangan ekonomi agar tidak lagi terjadi kecemburuan sosial. (Rafif)

Related Posts

1 of 4