NUSANTARANEWS.CO – Setelah terpilih menjadi presiden pertama Rusia pada 12 Juni 1991, Boris Yeltsin memulai tugas pertamanya sebagai presiden Rusia pada 10 Juli 1991, tepat satu bulan setelah dirinya terpilih secara langsung.
Yeltsin memulai jabatannya sebagai presiden Rusia sejak 1991-1999. Perseteruannya dengan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev termasuk peristiwa politik yang paling mendapat perhatian dunia.
Terlebih dengan adanya tuduhan yang menyebutkan bahwa Yeltsin menjadi salah satu sosok pemimpin politik yang turut mendorong runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Gorbachev menuding runtuhnya Uni Soviet akibat pengkhianatan dan campur tangan barat. Dan tepat pada 25 Desember 1991, Gorbachev mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden Uni Soviet.
Kepada BBC Gorbachev mengatakan dirinya lebih memilih mengundurkan diri demi menghindari perang saudara, sehingga saat itu juga bendera Soviet di Kremlin diturunkan untuk terakhir kalinya.
Baca juga: Kepemimpinan Boris Yeltsin dan Bubarnya Uni Soviet
Kembali ke Yeltsin. Perjuangan Yeltsin memimpin Rusia pada medio 90-an cukup berat. Pada 1993 tercatat sempat terjadinya gerakan kudeta namun berhasil digagalkan militer yang setia pada pemerintah dan kepemimpinannya.
Yeltsin tercatat sebagai pemimpin yang sangat kuat. Pada pemilihan presiden 1996 bahkan dirinya terpilih kembali. Namun, karena usianya yang sudah tidak muda lagi, kesehatan Yeltsin menurun.
Tetapi, sebelum mengakhiri kepemimpinannya, Yeltsin sempat menandatangani kesepakatan damai dengan Chechnya ada 1997.
Dan pada tahun 1999, Yeltsin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Rusia. Jabatannya kemudian diserahkan kepada Vladimir Putin yang diketahui masih menjadi presiden Rusia hingga kini. (red/nn)
Editor: Banyu Asqalani & Eriec Dieda