Berita UtamaKhazanahOpini

Banser dan Komitmen Kemanusiaan

Oleh: Ruchman Basori*

Masih ada saja orang yang sensi terhadap Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sayap organisasi Gerakan Pemuda Ansor anak Nahdlatul Ulama. Pada saat Natal dan Tahun Baru mereka bertanya, kenapa Banser menjaga gereja? Pun tempat ibadah agama lain pada setiap hari-hari besar umat beragama? Lalu Banser ngapain pada saat menyambut Hari Raya Idul Fitri dan hajat umat Islam lainnya?

Keluarga Besar Ansor dan Banser tidak pernah marah dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, yang bernaga sinis dan mengecilkan perhatian Banser pada sesama muslim. Namun Banser menjawab dengan kerja nyata, bukan dengan kata-kata dan tentu komitmennya telah dicatat dalam sejarah bangsa dalam peran sosial kemasyarakatan, kebangsaan dan kemanusiaan.

Di akhir Ramadlon ini menjelang Hari Raya Idul Fitri, Banser Ansor kembali menunjukan komitmennya terlibat pengamanan mudik Lebaran. Tidak tanggung-tanggung sebagaimana dituturkan oleh Yaqut Cholil Qaumas (Gus Yaqut) Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor membuka 604 Posko Mudik Lebaran di seluruh Indonesia dengan menurunkan ribuan anggota Banser Lalu Lintas (Balantas). (www.tribunnews,com).

Anggota Balantas diturunkan untuk bertugas membantu aparat keamanan melakukan pengamanan dan kelancaran arus mudik Lebaran mulai H-5 dan H+7 Lebaran. Gus Yaqut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada sahabat-sahabat Ansor dan Banser yang bersedia mewakafkan waktu Lebarannya untuk masyarakat guna membantu pengamanan mudik. Apa yang dilakukan Banser merupakan dharma bakti kepada bumi pertiwi, negara atas nama kemanusiaan.

Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser Alfa Isnaeni Posko menyebutkan Mudik Banser 2017 dengan jargon “Istirahat untuk Selamat” didirikan di 604 titik di seluruh Indonesia. Ratusan Posko tersebut tersebar di Sumatera (50 titik); Kalimantan, Papua, Sulawesi, Bali, NTT dan NTB (41 titik); Jakarta (6); Jabar (83); Jateng (201); Jatim (201); Yogyakarta (12), dan Banten (10 titik).

Baca Juga:  Kecewa Kinerja Bupati Hendy, Emak-emak Lamar Gus Fawait Maju Pilkada Jember

Tujuan pendirian posko mudik Banser kata Alfa Isnaini adalah untuk memberikan pelayanan mudik pada masyarakat, membantu berjalannya mudik yang lebih aman dan nyaman, sehingga proses mudik berjalan efektif, efisien, serta mengurangi risiko kecelakaan dan korban jiwa. Selain itu untuk mengetahui akar permasalahan yang terjadi seputar mudik Lebaran, sehingga dapat memberi masukan pemerintah untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan public di masa yang akan datang.

Pengamanan Mudik Lebaran adalah satu diantara kiprah Banser dalam khidmahnya menolong sesama, mempererat kebangsaan dan kemanusiaan. Para ulama telah mengajarkan kepada kami Ansor dan Banser tentang ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah. Nilai-nilai demikian diajarkan secara sistematis dalam setiap kaderisasi Ansor. Di samping secara sunnatullah Ansor dibentuk untuk menolong sesama sebagaimana mengikuti (tafaulan) Sahabat Ansor membantu sahabat Muhajirin di Madinah.

Mengamankan Gereja

Sikap organisasi Banser menjaga rumah ibadah agama lain adalah implementasi dari kecintaannya terhadap NKRI (hubbul wathan minal iman). Komitmen kebangsaan yang diajarkan oleh Islam dan para ulama. Bagaimana menjaga dan membuat NKRI dengan 245 juta penduduk ini hidup rukun, aman dan damai. Jangan sampai ada warga negara tidak tenang menjalankan agama dan keyakinanya. Hakikatnya, yang dijaga adalah negeri tempat dimana kita makan, minum, hidup dan berjuang bersama dari gangguan manapun.

Kita tahu semua, menjaga keamanan dan kesefahaman sebagai sebuah bangsa (nation state) amat sulit di negara besar dan sangat plural seperti Indonesia ini. Makanya kita harus saling merekatkan tangan dalam menciptakan NKRI sebagai rumah bersama. Oleh karenanya Banser NU bersama Polri dan TNI ikut mengamankan rumah ibadah, perayaan-perayaan dan ritus-ritus keagamaan baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Hadiri Rembug Stunting dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim

Banser mempunyai protap yang jelas, dalam melakukan pengamanan. bertindak atas bimbingan para ulama. Umat agama lain yang ingin Banser terlibat pengamanan, mengajukan permohonan ke Ansor Banser. Bahwa kemudian ternyata lebih banyak Gereja yang diamankan, karena surat yang masuk lebih banyak dari kalangan saudara-saudara kita Kristen dan Katolik. Saudara kita Muhammadiyah sudah mempunyai pasukan sendiri, apalagi FPI dan mereka tidak pernah mengajukan permohonan untuk dilakukan pengamanan.

Keterlibatan Ansor Banser dalam pengamanan dan partisipasi kegiatan sosial keagamaan lainnya bukan dalam dua tiga tahun ini saja, namun sudah puluhan tahun sejak sebelum organisasi keagamaan baru yang sering mengkafir-kafirkan saudara muslim itu berdiri. Bagi kami itu adalah tantangan dalam berbangsa dan bernegara. Bagaimana menjalankan agama di tengah pluralitas. Santai saja saudaraku, keterlibatan Ansor dan Banser dalam pengamanan rumah ibadah, tidak akan mengganggu anda, tetapi malah sebaliknya, anda akan lebih nyaman melihat umat bangsa ini hudup rukun dan merasa di rumahnya sendiri.

Ada yang bertanya, bukankah masalah pengamanan itu domain dan tugasnya Polri dan TNI? Ya betul sekali. Banser Ansor hanya ikut membantu dan berpartisipasi sebagai bagian dari anak bangsa yang terpanggil hati nuraninya. Dan kami tidak akan melampaui kewenangan Polri dan TNI.

Urusan pendidikan dan segala masalah yang melingkupinya itu juga domain pemerntah, utamanya Kemdikbud, Kemenag dan Kemristek Dikti, namun NU, Muhammadiyah, Al Wasliyah, Nahdlatul Wathan, Al-Irsyad, Al-Khairat dan lain-lain ikut mengurusi pendidikan. Apa itu salah, lagi-lagi itu sifatnya membantu pemerintah sebagai bentuk partisipasi masyarakat. Untuk membuat jutaan anak bangsa menjadi melek huruf, menjadi santun, taat pada agama dan negaranya tidak bisa kalau hanya diserahkan kepada negara, namun harus melibatkan masyarakat.

Baca Juga:  Menangkan Golkar dan Prabowo-Gibran di Jawa Timur, Sarmuji Layak Jadi Menteri

Hajat hidup masyarakat lainnya seperti kesehatan dan kesejahteraan sosial adalah menjadi domain pemerintah utamnya Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, tetapi Muhammadiyah membangun RS Muhammadiyah dan PKU, NU mendirikan Rumah Sakit NU dan Pesantren Ramah Anak, di berbagai pondok pesantren menjamur berdiri Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren). Lihat juga peran Pamswakarsa, FPI, Pemuda Muhammadiyah juga dalam rangka membantu pemerintah, karena menyadari pemerintah mempunyai segudang keterbatasan.

Kenapa juga ormas-ormas termasuk Ansor melakukan kegiatan peduli bencana? Bukankah sudah ada Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)? Ini adalah wujud civic society agar negara dan rakyat sama-sama membangun dan bersinergi secara kuat. Bagi Ansor dan Banser ini adalah panggilan kemanusiaan karena agama kita adalah agama kasih sayang.

Semoga yang masih salah paham dengan wadah Ansor dan Banser bisa menjadi jawaban walau tentu keputusan ada ditangan Anda. Lagi pula komitmen kebangsaan dan kemanusiaan Ansor tidak hanya pada penjagaan rumah ibadah, namun pada dihampir berbagai kegiatan keagamaan, social kemasyarakatan dan kemanusiaan. Untuk melakukan aksi social dan kemanusiaan kami tidak memerlukan persetujuan anda, tapi kami mengajak kepada anak bangsa ini yang masih mempunyai kepedulian.

Brebes, 23 Juni 2017

*Ruchman Basori, Ketua Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor 2015-2020

Related Posts

1 of 18