Wakil Ketua LPBHNU Sebut Demo Mahasiswa Agendanya Tidak Jelas

Demo Hasiswa Menolak Revisi UU KPK dan RUU RKUHP
Demo Mahasiswa Menolak Revisi UU KPK dan RUU RKUHP. (Foto Getty Image)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Periode 2015-2020, Amsori mengajak para mahasiswa yang ikut menggelar aksi demo menolak revisi UU KPK dan RUU KUHP kembali ke kempus untuk belajar.

“Wahai para adik-adik mahasiswa, kembalilah kalian belajar lagi di kampus,” ujar Amsori saat dihubungi redaksi melalui pesan WhatsApp, Selasa (24/9/2019).

Menurutnya, aksi demo tersebut tidak memiliki manfaat. Bahkan Amsori menyebut agenda yang diusung para mahasiswa dalam demo kali ini dituding tidak jelas.

“Tidak ada manfaatnya demo itu dan agendanya tidak jelas seperti kami saat 98 lalu,” sambungnya.

Dianggap tidak jelas karena menurutnya agenda demo kali ini terlalu banyak. Mulai dari tolak revisi UU KPK, tolak RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual sampai Jokowi harus mundur.

Baca Juga: Soal Aksi Demo Mahasiswa, Poyuono: Terus Bergerak dan Kepung Wakil-wakil Rakyat!

Amsori mengaku meragukan jika aksi yang dilakukan mahasiswa  di seluruh Indonesia yang berlangsung massif bukan murni inisiatif dari para mahasiswa. Sebaliknya ia menduga ada penumpang gelap yang ikut memanfaatkan aksi mereka.

“Saya khawatir ini bukan murni inisiatif dari mahasiswa, takutnya ada penumpang gelap yang ikut memanfaatkan situasi dan keadaan negara saat ini. Ibaratnya Copet mau melakukan aksi pencopetan di kereta api, si copet harus modal juga beli tiket,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai jika demonstrasi para mahasiswa di seluruh Indonesia dibiarkan berlarut-larut, maka akan memicu kepercayaan publik terhadap pemerintah menurun.

“Akan semakin menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan DPR,” kata Ujang.

Dalam melihat fenomena demo mahasiswa kali ini, Ujang menjelaskan, mereka para mahasiswa menggelar demo karena mereka kecewa terhadap DPR dan pemerintah.

“Para mahasiswa menganggap pemerintah dan DPR tidak aspiratif. Tidak mendengar mereka,” jelasnya.

Pewarta: Romadhon

Exit mobile version