NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Fadjar Sumping Tjatur Rasa, memberikan tips memilih hewan kurban yang sehat dan bebas dari kemungkinan terkena anthraks.
Cara yang dilakukan Ditjen PKH ialah dengan cara memilih hewan di tempat penampungan/pemasaran hewan kurban yang telah ditetapkan/diawasi oleh pemerintah.
Selain itu juga dengan cara memastikan hewan memiliki surat keterangan kesehatan hewan dari dinas/petugas kesehatan hewan.
Seletah itu, kata Direktur Kesehatan Hewan, pastikan pada saat dilihat/diperiksa hewan kurban tersebut bernafas teratur, berdiri tegak dan tidak ada luka, bola mata bening dan tidak ada pembengkakan, area mulut dan bibir bersih, lidah bergerak bebas dan air liur cukup membasahi rongga mulut, area anus bersih, dan kotoran padat.
“Dengan memastikan aspek-aspek tersebut, maka hewan kurban yang dipilih aman dari kemungkinan sakit dan menularkannya kepada kita,” kata Fadjar, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH, Kementan, Syamsul Ma’arif menyampaikan, berdasarkan data Ditjen PKH tahun 2018, penyembelihan hewan kurban di Indonesia mencapai 1.224,284 ekor, terdiri dari 342.261 ekor sapi, 11.780 ekor kerbau, 650.990 ekor kambing, dan 219.253 ekor domba.
Sedangkan kebutuhan ternak untuk ibadah kurban tahun 2019 ini, sebut Syamsyul, diprediksi akan meningkat sekitar 10% dari kebutuhan tahun 2018.
“Sebagai bentuk perlindungan kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit seperti Anthrax, seperti tahun-tahun sebelumnya, kita akan segera terjunkan Tim Pemantauan Hewan Kurban di seluruh Indonesia yang terdiri dari petugas pusat, provinsi, kab/kota, juga dari unsur mahasiswa kedokteran hewan, dan organisasi profesi” jelas Syamsul.
Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan timbulnya kasus Anthraks pada hewan yang akan dijadikan sebagai hewan kurban menjelang hari raya Idul Adha.
Anthraks, kata Dirjen PKH, adalah penyakit hewan yang disebabkan bakteri ini bisa menyerang hewan seperti sapi, kerbau, dan kambing/domba, namun bisa juga ditularkan ke manusia (zoonosis) melalui kontak dengan hewan tertular atau benda/lingkungan yang sudah dicemari agen penyakit.
“Walaupun berbahaya, penyakit anthrax di daerah tertular bisa dicegah dengan vaksinasi yang disediakan pemerintah. Untuk daerah bebas Anthraks bisa dicegah dengan pengawasan lalu lintas hewan yang ketat,” jelas Ketut. (red/nn)
Editor: Achmad S.