Puisi Muhammad Daffa
TUBUH-TUBUH KATA
Tubuh-tubuh kata yang meregang nyawa di ujung pena hanya mampu berkaca pada bayang-bayang semesta terpantul di dalam buku-buku yang menyimpan suara mereka. Akankah kita hanya menjadi penonton bagi segala yang tersembunyi, bagi kata-kata yang terkubur rahasia.
2018
BELAJAR MEMBACAMU; SEMESTA YANG ANGKUH
Aku belajar lagi membacamu, mengeja setiap kata yang setia
Membiarkan kita berlama-lama memandang ranum raya—
Tiba-tiba aku ingat sebuah buku puisi yang kau cetak dengan stensil
Di jasa percetakan, sebelum datang larangan menulis dari kekasih gelapmu
Di senin yang murung. Aku bisa apa? Hanya kata-kata yang nyaris mati
Sia-sia mengurai riwayat, sedang kau pun jauh dari jangkau. Sebaik-baik rindu adalah kenangan.
Aku selalu berupaya membacamu, menafsir ulang setiap kata yang masih setia bertahan dalam ruang-ruang kepala,
Mengingat setiap cinta yang gigil dalam puisi-puisi yang tertulis semata padamu.
2018
SAJAK GILA
Apa yang lebih gila selain menuliskanmu berlembar-lembar di buku harian? Karena cinta yang senantiasa penghujan tak habis-habisnya memberi tafsir atas setiap rindu yang fana.
2018
TAFSIR SENJA
Senja yang pemalu menyembunyikan diri
Di alis matamu; dan kata-kata yang sudah kusiapkan dari rumah
Memilih untuk tidak dibacakan karena ia merasa gugup di hadapanmu.
Senja yang malu-malu memilih sembunyi
Di alis matamu; dan puisi yang sudah kusiapkan dari rumah
Mendadak gugup ketika dipandangnya sepasang matamu; cakrawala yang enggan ingkar.
2018
TENTANG SEORANG YANG DIKABARKAN HILANG
Dan tubuhmu menjelma hutan-hutan; kesunyian bahasa
Yang memilih berguru pada sekarat angin.
2018
Muhammad Daffa, lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 25 Februari 1999. Puisi-puisinya dipublikasikan di sejumlah media massa dan antologi bersama. Buku kumpulan puisi tunggal yang terbit berjudul Talkin (2017). Mahasiswa di prodi Sastra Indonesia, Universitas Airlangga, Surabaya.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com