Summer Course Tingkatkan Jejaring Mahasiswa ASEAN

Prof. Dr. Ir. Ali Agus, bersama Prof. Budi Guntoro foto bersama peserta Summer Course 2nd/Foto Dok. Pribadi/Nusantaranews

Prof. Dr. Ir. Ali Agus, bersama Prof. Budi Guntoro foto bersama peserta Summer Course 2nd/Foto Dok. Pribadi/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Ir. Ali Agus menyatakan bahwa kegiatan Summer Course di Fapet UGM akan meningkatkan jejaring mahasiswa pertanian di kawasan ASEAN.

Hal itu disampaikannya saat membuka acara The 2nd Summer Course Program 2017, yang berlangsung di Fapet UGM, Yogyakarta, Selasa (19/09/2017). Kegiatan Summer Course tersebut berlangsung pada 18 – 27 September 2017.

“Program ini bertujuan untuk memperkuat jejaring mahasiswa-mahasiswa pertanian di kawasan ASEAN,” ujar Prof Ali.

Lebih jauh, kata Prof Ali, kegiatan Summer Course itu juga ditujukan sebagai ajang untuk saling berbagi. Pasalnya, era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini sangat diperlukan pemimpin yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Peserta summer course ini diharapkan mampu menginspirasi untuk menjadi pemimpin di masa mendatang,” lanjut Prof Ali.

Dekan Fapet ini menambahkan, memperkaya pengetahuan dan jejaring adalah hal yang penting. Ilmu pengetahuan akan menginspirasi seseorang untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.

“Bukanlah hal yang sulit untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan pertemanan. Sekarang, inilah saatnya untuk saling belajar mempertajam kepemimpinan,” tutur Prof Ali.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Budi Guntoro mengatakan, program ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan South East Asia Network in Animal Science (SEANAS). Dimana Dekan Fakultas Peternakan UGM sebagai Sekretaris SEANAS.

“Ada 27 mahasiswa dari 18 universitas di ASEAN termasuk UGM, ditambah dengan mahasiswa dari Belgia, Cina, dan Korea. Pengajar-pengajar program ini adalah dosen-dosen dari Kamboja, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia, khususnya dari UGM dan Universitas Jenderal Soedirman,” terang Prof Budi. (*)

Pewarta/Editor: Romandhon

Exit mobile version