Lintas NusaTerbaru

Peternak di Seluruh Indonesia Berkesempatan Kuliah Gratis di UGM

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) punya program kuliah gratis untuk para peternak di seluruh Indonesia. Perkuliahan perdana telah dimulai pada Sabtu (16/9/2017).

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Ali Agus menyampaikan bahwa perkuliahan gratis ini akan berlangsung selama 10 minggu dengan tujuan untuk membekali para peternak dengan disiplin ilmu dan teknologi yang terkait erat dengan pengembangan sektor peternakan dan turunannya.

“Dalam rangka membantu petani mengembangkan pertanian, khususnya peternakan, Fakultas Peternakan UGM menyelenggarakan kuliah gratis ‘Bagimu Petani Kami Mengabdi’,” ujar Prof Ali di Yogyakarta, Sabtu (16/9).

Kegiatan tersebut juga ditujukan sebagai wadah transfer ilmu teknologi dan forum bagi petani untuk mengembangkan jejaring atau networking dalam mengembangkan usahanya di sektor peternakan dan turunannya.

Selain itu, sekitar 50% masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani. Karena itu, petani lebih baik jika dekat dengan sumber ilmu, yaitu Fakultas Peternakan UGM.

“Tanpa ilmu pengetahuan, usaha yang dijalankan oleh peternak tidak akan berkembang,” jelasnya.

Baca Juga:  Jokowi Tunjuk Adhi Karyono Pj Gubernur Jatim, Gus Fawait: Birokrat Cerdas Dan Berpengalaman

Berita Terkait:

Lebih lanjut, dikatakan juga bahwa kuliah gratis itu juga bertujuan menciptakan forum bagi para petani dalam bertukar informasi. “Forum ini dapat menjadi proses pertambahan pengetahuan dan relasi,” tambahnya.

Dekan juga menjelaskan, spirit kuliah gratis ini adalah gotong royong. Sebab dengan bergotong royong, semua pihak dapat berbagi peran dan beban untuk kemajuan bersama. Spirit ini jugalah, terang Prof Ali, yang digunakan oleh Belanda pada zaman dahulu hingga berhasil menapakkan kaki di Indonesia selama 350 tahun.

“Belanda mengenal tiga pilar utama dalam bergotong royong, yaitu ilmuwan, pelaku usaha, dan tentara,” ucapnya.

Ia menjelaskan, pilar pertam yaitu ilmuwan adalah orang pertama yang dikirim untuk menyelidiki potensi alam Indonesia. Pilar kedua adalah pelaku usaha, yaitu orang yang menjalankan usaha berbasis ilmu pengetahuan. Dan pilar ketiga yaitu tentara yang bertugas mengamankan setiap usaha yang dirintis para pengusaha.

Baca Juga:  JKSN Jatim Deklarasikan Dukungan Khofifah-Emil Dua Periode

Ditambahkannya, peluang usaha di bidang peternakan sangat besar. Apalagi jumlah penduduk Indonesia terus meningkat, sehingga kualitas makanan yang dikonsumsi pun akan meningkat.

“Peluang bisnis peternakan ada banyak sekali, apalagi jumlah penduduk semakin meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan penduduk, kualitas makanan yang dikonsumsi pun meningkat. Masyarakat lebih memilih makanan yang berkualitas tinggi misalnya daging dan susu. Ini tugas kita untuk menyediakan,” terang Prof Ali.

Selain itu, pihaknya juga telah mengembangkan berbagi produk, misalnya ayam kampus (ayam kampung sudah persilangan), Sapi Gama Blue (sapi berotot ganda), yogurt, susu, dan berbagi produk lainnya.

“Harapan kami, dengan mengikuti perkuliahan gratis ini, para peternak di seluruh Indonesia dapat meningkatkan kualitas usahanya, baik yang langsung terkait dengan ternak maupun turunannya, seperti pengembangan baso sapi yang enak namun juga bergizi tinggi, dan produk-produk lainnya,” harapnya.

Jika memungkinkan, kegiatan ini dapat ditiru oleh berbagai fakultas peternakan di seluruh Indonesia. Agar tercipta pemahaman yang baik bagi para peternak Indonesia dalam mengembangkan usahanya.

Baca Juga:  Lewat Satu Kata Satu Hati, PAN Ajak Warga Mataraman Rame-Rame Pilih Prabowo-Gibran

Pada kuliah perdana, Fakultas Peternakan UGM mencatat jumlah peserta sebanyak 190 orang. Para peserta berasal dari berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Madura.

Terdapat 10 materi perkuliahan yang ditawarkan setiap pekannya, yaitu:

1. Sapi Potong
2. Sapi Perah
3. Unggas Petelur
4. Unggas Potong
5. Ransum Ternak Berkualitas
6. Penyembelihan Halal & Butchering
7. Kambing dan Domba Potong
8. Kambing dan Domba Perah
9. Integrated Farming
10. Diversifikasi Hijauan Pakan. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Related Posts

1 of 6