Stres Dengan Peristiwa Pembunuhan, Polisi Chicago Pamerkan Karya Seni Lukisan

Lukisan Polisi Chicago dipamerkan. Foto AFP

Lukisan Polisi Chicago dipamerkan. Foto AFP

NUSANTARANEWS.CO – Sebagai seorang perwira polisi yang berpatroli di jalanan Chicago, Antoinette Alcazar mengaku kadang-kadang kewalahan melihat tragedi-tragedi pembunuhan. Alcazar lalu sadar kalau dirinya harus melepaskan diri dari tragedi-tragedi dalam kehidupan sehari-hari di salah satu ibukota di Amerika Serikat tersebut.

“Saya meliha banyak orang tertembak. Saya telah melihat banyak orang menahan napas terakhir mereka. Kemudian saya beranjak ke studio saya, menyalakan musik dan mengambil kanvas mencoba untuk melukiskannya,” kata Alcazar seperti dikutip AFP.

Alcazar adalah satu dari 17 pensiunan polisi. Ia kemudian memamerkan karyanya di sebuah pameran di Chicago, sebuah kota di mana lebih dari 1.000 orang telah tertembak tahun ini dan sedikitnya 200 orang terbunuh. Ia mengaku telah menyaksikan sekian banyak aksi kekerasan terburuk di Chicago. Bahkan, Alcazar menyaksikan sendiri kejadian-kejadian pembunuhdan di TKP di mana ia terkadang harus bertanggungjawab terhadap peristiwa mengerikan terhadap korban yang dicintai.

Beberapa karya seni Alcazar dipamerkan tersebut merupakan ilustrasi sederhana tentang bagaimana kekerasan yang terjadi di Chicago, bahkan tragedi-tragedi tersebut diakuinya sangat mempengaruhi petugas kepolisian, termasuk Alcazar sendiri.

Karya seni Alcazar yang dipamerkan tersebut bertajuk “Dimensions: An Exploration of Artistic Expression of Chicago Police Officers,”. Pameran ini terdiri dari 56 karya seni dalam bentuk fotografi, lukisan, gambar arang dan patung baja. Alcazar sendiri memiliki sedikitnya lima lukisan yang dipajang, termasuk lukisannya yang menggambarkan “kewalahan”, di mana seorang wanita yang dicat biru duduk melengkung dalam posisi janin tegak, dunia di sekelilingnya digambarkan dalam warna merah gelap dan emas yang cerah.

“Saya mencoba untuk menggambarkan intensitas emosi yang terbebani,” ucap Alcazar sambil menitikkan air mata.

Tak hanya Alcazar, banyak petugas kepolisian di Chicago yang ingin menampilkan karya serupa miliknya. Namun, karena ruang pameran terbatas, maka hanya beberapa saja yang ditampilkan termasuk salah satunya milik Alcazar. Sementara, karya seni petugas kepolisian lainnya dipajang di ruang rapat polisi.

Sean Loughran, komandan distrik yang merupakan otak di balik pameran karya seni tersebut berharap ini menunjukkan bahwa polisi lebih dari sekadar seorang pria dan wanita yang bers.

Lukisan Polisi Chicago dipamerkan. Foto AFP

Pelepas stres

“Harapan saya adalah publik melihat adanya dimensi tambahan petugas polisi seperti yang disampaikan di sini. Menjadi kreatif tentu saja merupakan penghilang stres bagi saya,” kata Loughran, yang memiliki beberapa foto sendiri dari petugas pemadam kebakaran terdekat yang dipamerkan.

Pameran buah karya kepolisian Chicago tak disangka menuai atensi cukup besar dari warga. Buktinya, pameran yang tadinya hanya dijadwalkan berlangsung selama satu hari, diperpanjang menjadi satu pekan penuh karena tingginya animo warga.

Kemudian, pameran karya seni petugas kepolisian Chicago ini merupakan bagian dari upaya terus-menerus polisi untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat yang mereka layani. Utamnya, setelah sebuah video dirilis pada akhir tahun 2015 silam yang menggambarkan seorang petugas kulit putih Chicago menembak mati sebanyak 16 kali tembakan terhadap seorang remaja kulit hitam yang diketahui tak bersenjata.

Begitu pula Jason Van Dyke. Petugas kepolisian ini didakwa melakukan pembunuhan menyusul tewasnya remaja berusia 17 tahun, Laquan McDonald. Sebuah departemen penyelidikan hak sipil mengungkapkan, bahwa di bawah pemerintahan Barack Obama waktu itu ditemukan banyaknya kasus pelecehan dan penggunaan senjata api yang berlebihan oleh aparat kepolisian setempat.

Pewarta: Eriec Dieda

Editor: Achmad Sulaiman

Exit mobile version