Kesehatan

Mengapa Kita Membutuhkan Me Time? Berikut Penjelasan Para Ahli

NUSANTARANEWS.CO – Meluangkan waktu untuk menyendiri atau dikenal dengan istilah ‘me time‘ membuat orang dapat mengurangi stres dan risiko depresi dan kecemasan dengan lebih cenderung melakukan aktivitas kreatif. Demikian hasil peneletian baru para ilmuan di Unibersity of Buffalo seperti dilansir Daily Mail.

Penelitian sebelumnya mengungkapkan, me time tidak selalu buruk bagi kesehatan mental. Namun studi baru ini adalah yang pertama kali mengungkapkan, me time dapat secara aktif memperbaiki kesehatan mental dengan mendorong kreativitas.

Kreativitas mengurangi stres dengan membantu kita mencapai ‘keadaan arus’ di mana otak bekerja pada efisiensi optimal, dan otak kita melepaskan dopamin untuk memberi penghargaan kepada kita karena mencipkatakan dan memecahkan masalah dalam prosesnya.

Pada masanya, pengurangan stres terbukti dapat menerjemahkan kesehatan jantung yang lebih baik dan mengurangi risiko demensia.

Sejauh ini berbagai studi telah menyatakan bahwa interaksi sosial memainkan peran sentral dalam kesehatan mental dan fisik. Namun berada dalam keramaian bukanlah lingkungan yang paling kondusif bagi ativitas kreatif.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Para peserta studi di University of Buffalo yang memilih menghabiskan waktu sendiri lebih kreatif daripada yang lain. Tidak dapat dipungkiri setiap orang membutuhkan istirahat dari hiruk-pikuk ruang publik, namun sedikit penelitian telah mendokumentasikan manfaat kesehatan nyata dari me time.

Dalam penelitian ini para ilmuan mengamati hampir 300 orang yang mengatakan bahwa privasi mereka sangat penting bagi mereka. Mereka memaparkan bagaimana mereka menyukai kesendirian dan bagaimana waktu itu cenderung dihabiskan.

Diketahui banyak responden memilih sendirian karena hal itu memberikan kesempatan untuk mengerjakan kegiatan kreatif. Beberapa orang juga diketahui meski tetap melakukan sosialisasi, akan tetapi mereka lebih memilih memperbanyak waktu untuk sendiri.

Namun meski demikian bukan berarti lebih menyukai untuk selalu menyendiri itu hal terbaik. Hal ini dapat digolongkan dalam perilaku antisosial, yang mana mungkin membawa seseorang pada hal yabg mengkhawatirkan. Orang tua, guru dan psikolog perlu mewaspadai perilaku anti sosial pada anak-anak karena dapat menimbulkan kerusakan dan kegagalan hubungan sosial seumur hidup.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

“Orang yang pemalu dan menghindar mungkin tidak dapat menggunakan waktu kesendirian mereka dengan bahagia dan prosuktif, mungkin karena mereka terganggu oleh kognisi negatif dan ketakutan mereka,” kata Dr. Bowker yang merupakan peneliti utama studi tersebut.

Tapi, me time bukalah terkait dengan memilih kesendirian karena takut. “Mereka mendapatkan interaksi (sosial) yang cukup sehingga ketika mereka sendirian, mereka dapat menikmati kesendirian itu,” tambahnya.

Memiliki waktu untuk sendiri dan sejenak terlepas dari interaksi dengan orang lain dapat membuat orang menemukan kreativitasnya, hal ini seperti yang kita lihat pada profesi seni atau akademisi.

Secara anekdot para psikolog telah mengamati bahwa jumlah waktu yang tepat dapat bermanfaat dalam jangka panjan, mengurangi risiko depresi dan meningkatkan empati. Studi ini memberikan temuan ilmiah bahwa interval waktuu sendiri yang disengaja memiliki manfaat yang dapat lebih dirasakan langsung untuk pemikiran dan aktivitas kreatif. (Riskiana)

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 2