NUSANTARANEWS.CO, Malang – Sesepuh alumni PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Malang Jawa Timur, Sahid Miyoto menyebutkan bahwa sejak beberapa tahun tahun terakhir, PPP mengalami sejumlah kemunduran.
Sebagai salah satu pendiri PPP di Malang pada 1971, Miyoto berharap di bawah kepemimpinan M. Romahurmuziy, partai berlambang Kabah ini bisa kembali bangkit. Hal ini disampaikan Miyoto saat hadir dalam halalbihalal Paguyuban Alumni PMII (PAPMII) di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Minggu (15/7/2018).
“Tahun 1971 saya bersama KH Tolchah Hasan mendirikan PPP di Malang. Dulu PPP cukup besar, namun saat ini kurang terlihat. Ini adalah tugas Gus Rommy membesarkan kembali PPP,” kata Miyoto yang juga sudah aktif di PMII di tahun 1960.
Rommy sendiri menyebut bahwa sebagai orang yang lahir dari NU, ia pernah berusaha mendirikan PMII di ITB. Namun iklim kampus di ITB, lebih mmberi ruang berkembangnya organisasi internal kampus ketimbang organisasi ekstra kampus. PMII dan HMI tidak bisa berkembang di ITB.
“Saya sempat merintis berdirinya komisariat PMII ITB, anggotanya saat Mapaba (Masa Penerimaan Anggota Baru) pertama tidak lebih dari 20 mahasiswa,” cerita Rommy.
Program kegiatannya saat itu hanya mengaji kitab Iqna’ untuk mempertahankan PMII di ITB. Namun PMII di kampus itu hanya bertahan dua kepengurusan dan kemudian hilang.
Rommy juga bercerita ia juga berasal dari keluarga aktivis. Ayahnya KH Tolchah Mansyur & Ibunya, Nyai Umroh Mahfudzoh, masing2 merupakan pendiri dan Ketua IPNU & IPPNU. Rumah saya di Jogja, tempat aktivis PMII Jogja, dari mulai urusan ngaji kitab sampai urusan organisasi. kakak saya almarhum Fadjrul Falakh pernah menjabat sebagai Ketua PMII Yogyakarta sekaligus perumus nilai-nilai dasar pergerakan (NDP) PMII.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.