Senator Prancis Kunjungi Taiwan di Tengah Meningkatnya Provokasi Cina

Senator Prancis Kunjungi Taiwan di Tengah Meningkatnya Provokasi Cina
Senator Prancis kunjungi Taiwan di tengah meningkatnya provokasi Cina.

NUSANTARANEWS.CO, Taipeh – Para pemimpin Taiwan mengecam meningkatnya aktivitas militer Cina zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sejak 1 Oktober lalu.

Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang pada hari Selasa (5/10) mengatakan bahwa Beijing semakin menjadi-jadi ketika memperingati hari berdirinya Republik Rakyat Cina pada 1 Oktober.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan bahwa pada hari Senin (4/10), 56 jet tempur, pesawat pembom, dan pesawat militer lainnya memasuki zona yang berada di atas perairan sebelah barat daya negara pulau tersebut. Dengan demikian secara kumulatif dalam empat hari Beijing telah mengerahkan 140 pesawat militernya memasuki ADIZ.

Sejauh ini, Amerika Serikat (AS) telah mendesak Cina untuk menghentikan provokasinya terhadap Taiwan menyusul peningkatan aksi pesawat-pesawat militer Cina di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu (3/10) bahwa “AS sangat prihatin dengan aksi provokatif militer Cina di dekat Taiwan yang memicu instabilitas, mengganggu perdamaian, dan stabilitas kawasan.”

Price dalam pernyataanya menegaskan bahwa bahwa AS akan terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan bela diri yang memadai dan menambahkan bahwa, “Komitmen AS terhadap Taiwan tetap solid dan akan terus berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di sepanjang selat Taiwan serta kawasan.”

Di tengah ketegangan tersebut, Senator Prancis melakukan lawatan ke Taiwan untuk bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen sebagai langkah tindak lanjut seruan sejumlah negara Eropa untuk melakukan peningkatan hubungan dengan Taiwan.

Empat delegasi yang dipimpin oleh mantan Menteri Pertahanan Prancis Alain Richard tiba di Bandara Internasional Taoyuan pada hari Rabu (6/10).

Langkah Prancis ini, langsung mendapat reaksi keras dari Cina. Bahkan duta besar Cina untuk Prancis telah meminta agar kunjungan tersebut dibatalkan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan kepada media bahwa Prancis harus patuh terhadap prinsip satu Cina. (AS)

Exit mobile version