Sebelum Semesta Melewati Jendela

Nasirun - 1996 - Ratu Segajat (145x90) Oil Paint on Canvas. Foto: Dokumentasi Edwin's Gallery/ archive.ivaa-online.org
Nasirun – 1996 – Ratu Segajat (145×90) Oil Paint on Canvas. Foto: Dokumentasi Edwin’s Gallery/ archive.ivaa-online.org

Puisi Irna Novia Damayanti

Tentang Daun

Tentang kapan daun tetap menggantung
Juga terlepas
Selalu ada tangan kuasa yang di perbincangkan

Bisa jadi tangan
Di pinjam seorang tukang kebun
Dan ketika keindahan hilang
Dipetiklah tanpa bertanya dengan pemilik rumah

Bisa jadi tangan
Dipinjam angin-angin yang datang
Saling dorong
Terjatuh

Bisa jadi atau dijadikannya terjatuh
Semua terikat dengan tangan
Karena yang hidup
Selalu mencari hal yang damai
Sesuai perintah jiwa

Purwokerto, Mei 2017

Melewati Jendela

melewati jendela
aku melihat kupu-kupu terbang dengan kebebasannya
angin menggoyangkan beberapa bunganya
dan tanah masih tetap ramah merawat kehijauan daun daun
kaki-kaki pejalan
meski berada di bawah

entah dengan cara apa
pemerintah mampu menata keindahan
seperti yang di tawarkan musim semi
melewati jendela

keindahan itu menyebar ada yang
hidup pada bunga
pada kupu juga pada tanah
yang sering kali membentuk puisi
paling wangi untuk negeri

di sini mungkin aku tidak menemukan jendela
sekedar melihat keindahan nyata yang
ada di negeri ini

Rajawana, Mei 2017

 

Dari Akar ke Akar

Aku menyapa dirimu
Dari tanah, langit
Biarlah udara tidak mengenal yang aku gerakan
Tapi sebenarnya mereka melihat

Air mengerti kapan waktunya
Mengalirkan doa dan harapanku
Dan nyampai pada mimpi yang
Dahulu sudah kutempatkan
Pada buah-buah yang di makan dan
Daun-daun yang melebat
Memberi kesejukan

Dari akar ke akar
Aku pilih sebagai jalan untuk menjalankan
Kesejatian diri untuk berbagi

Sebab Allah telah membagi kasihnya
Dengan cara meniupkan ruh cahaya
Pada usiaku

Purwokerto, Mei 2017

 

Sebelum Semesta

Sebelum semesta
Menempatkanku untuk
Duduk melingkar di meja persidangan
Menampakkan qodho dan qodharku
Kedua kakiku menempat

Membentuk jalur kelana usia
Akan di tuliskan pada jalan yang
Entah lurus menanjak atau
Berkelok
Kadang aku diam

Karena aku disibukan dengan tingkah semesta lain yang
begitu lihai membentuk mimpi dan doa untuk
kutempatkan di lingkungan dengan telaga yang menghampar
dimana ada sejalan yang dikanan kirinya
tumbuh pepohonan rindang
sebagai penghalang matahari
membakar kulit tubuhku

dan dikedua keadaan itu
aku menjadi puisi yang menerka dan meraba
galur penggembaraanku yang panjang ini

Rajawana, Mei 2017

Irna Novia Damayanti. Lahir di Purbalingga, 14 September 1992. Seorang Mahasiswa Pascasarjana IAIN Purwokerto Jurusan Ilmu Pendidikan Dasar Islam. Aktif di Komunitas Sastra Santri Pondok Pena dan Gubuk Kecil. Seorang Santri Di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto.

Exit mobile version