Sambut Kedatangan S-400 Rusia, AS Siap Berikan Sanksi Kepada Turki

Sambut Kedatangan S-400 Rusia
Sambut Kedatangan S-400 Rusia. Tampak Ilyushin Il-76 Rusia yang membawa peralatan batch pertama dari sistem pertahanan rudal S-400, tiba di Pangkalan Udara Murted di Ankara, Turki pada 12 Juli 2019/Foto: Getty Images/Bloomberg

NUSANTARANEWS.CO –Sambut kedatangan S-400 Rusia, Amerika Serikat (AS) siap berikan sanksi kepada Turki. Washington berencana mengumumkan sanksi terhadap Ankara pada akhir minggu depan, lapor Bloomberg, sambil menambahkan bahwa Gedung Putih tampaknya telah memutuskan paket sanksi untuk menghukum Turki karena membeli sistem pertahanan rudal Rusia. Tim Presiden telah menetapkan setidaknya lima dari 12 sanksi yang berbeda – mulai dari yang ringan sampai yang keras – di bawah kewenangan Undang-Undang Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act, kata sumber yang mengetahui tanpa mengidentifikasi set mana yang telah dipilih Presiden Trump.

Turki pada hari Jum’at mulai menerima bagian-bagian dari sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia – yang bagi AS merupakan ancaman nyata terhadap program jet tempur F-35 yang dibangun oleh Lockheed Martin Corp. Turki beralih ke Rusia setelah gagal mendapatkan sistem pertahanan udara rudal Patriot buatan AS yang ditolak oleh Presiden Barack Obama.

Meski Trump kemudian mencoba menyelesaikan kesepakatan rudal Patriot senilai US$ 3,5 miliar untuk Turki, namun Ankara belum memutuskan dengan alasan syarat yang diusulkan oleh AS tidak sebaik kesepakatannya dengan Rusia.

Sebagai sesama negara anggota NATO, Turki telah berulang kali mengatakan bahwa sistem pertahanan udara S-400 Rusia itu bukan merupakan ancaman bagi aliansi. Tapi tetap saja AS dan NATO mengecam kerja sama Turki dengan Rusia, dan menyatakan bahwa sistem pertahanan rudal Rusia itu tidak kompatibel dengan sistem pertahanan udara NATO. Di sisi lain, Washington tetap memaksa Turki untuk membeli sistem pertahanan rudal Patriotnya, dan terus mengancam akan membekukan kesepakatan Jet tempur F-35 Turki.

Mengapa Turki bersikeras membeli S-400 Rusia seharga US$ 2,5 miliar meski mendapat kecaman keras dari AS dan NATO?

Dari sekian banyak pendapat, mungkin salah satu alasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menginginkan sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia daripada Patriot buatan AS adalah untuk menghindari kelemahan sistem pertahanan udara seperti ketika terjadi persitiwa kudeta 2016, di mana Parlemen Turki diserang dari udara. Erdogan mungkin khawatir bila menempatkan Rudal Patriot di Angkara, AS dapat mematikannya dari jarak jauh saat rudal itu dibutuhkan dalam situasi yang sama.

Menariknya, pembelian pertahanan udara S-400 Rusia mendapat dukungan penuh dari kelompok oposisi Turki, Kemal Kilicdaroglu pempimpin Partai Rakyat Republik sebagai upaya untuk memastikan keamanan negara dan mengecam AS karena penolakannya untuk menjual Patriot ke Ankara

AS mengatakan bahwa pembelian sistem pertahanan Rusia dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran teknologi tinggi yang sensitif, terutama dalam program F-35 yang melibatkan Turki – karena sistem pertahanan Rusia memang dirancang untuk menembak jatuh pesawat NATO. Dalam upaya untuk mencegah Turki, AS mengatakan bahwa pihaknya akan mengurangi partisipasi Turki dalam program F-35.

Erdogan bersikeras bahwa pertahanan udaranya membutuhkan teknologi yang lebih modern yang tidak dapat dipenuhi oleh AS sesuai dengan persyaratan yang dinginkan Turki.

Penjabat Menteri Pertahanan AS Mark Esper pada hari Jumat mengatakan bahwa Turki tidak dapat memiliki jet tempur F-35 bila tetap membeli sistem pertahanan rudal Rusia. Pemerintah Turki mengatakan bahwa delegasi AS akan berkunjung minggu depan untuk membahas masalah ini. (Agus Setiawan)

Exit mobile version