Sambil Sindir Janji Jokowi, API Minta Drama Kasus Ratna Sarumpaet Disudahi

Harta Kekayaan Presiden Jokowi (Foto Ilustrasi)

Harta Kekayaan Presiden Jokowi (Foto Ilustrasi)

Presiden Jokowi (Foto Dok. Setneg)
Presiden Jokowi (Foto Dok. Setneg)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Drama kasus Ratna Sarumpaet dengan cepat berhasil memecah konsentrasi. Bahkan pemberitaannya berhasil menyihir publik.

Aliansi Pencerah Indonesia (API) meminta publik menyudahi kebohongan Ratna. “Sudahlah, lupakan saja. Biarlah pihak berwenang dan mereka yang kompeten menyelesaikannya. Jangan kita larut dalam isu apalagi hoax,” kata API melalui sekjennya Pedri Kasman, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Menurut Pedri, setidaknya ada dua hal jauh lebih penting yang mesti dihadapi Indonesia. Pertama, membantu masyarakat Sulawesi Tengah dan persiapan menghadapi pemilihan umum 2019.

“Kembalikan empati pada rakyat Sulawesi yang sedang berjuang dalam bahaya dan kesedihan,” ucapnya.

“Pemilihan presiden dan wakil presiden adalah agenda paling strategis bangsa ini. Terlalu sayang kalau hanya kita lalui dengan isu remeh temeh,” tambah Pedri.

Dia menambahkan, pertarungan ide dan gagasan masing-masing capres-cawapres.

“Prabowo-Sandi berhadapan dengan Jokowi-Ma’ruf untuk jadi presiden dan wakil presiden. Untuk mengurus rakyat, mengurus bangsa dan negara. Mereka yang menang harus diyakini bisa memberi solusi atas semua persoalan. Pertarungan ide dan gagasan menjadi amat penting. Karena dari sanalah dimulai mau diapakan bangsa ini ke depan. Tidak sekedar kerja dan kerja, tapi kerja yang punya tujuan jelas, punya narasi besar, punya visi jauh ke depan,” papar Pedri.

Menyindir Jokowi, Pedri menyebut janji adalah hutang. “Jokowi langsung atau tidak telah menjanjikan pada kita akan ada mobil anak bangsa, mobil nasional. Namanya Mobil Esemka atau mobil apalah itu. Sudah empat tahun berkuasa, kita belum lihat satu pun Esemka di jalan tol Jakarta ini,” katanya.

Dia melanjutkan, belum ada satu mata anggaran pun dialokasikan untuk pengembangan mobil nasional. Belum ada BUMN yang ditunjuk sebagai pelaksana. Padahal pasar mobil ini juga sangat menggiurkan. Tapi pasar itu semua diambil produsen mobil dari bangsa asing.

“Kembalilah pada gagasan dan ide. Lalu buktikan janji-janji yang pernah terucap. Bangsa ini butuh narasi besar, butuh kerja-kerja besar pula dari para pemimpinnya,” pungkasnya.

Pewarta: Alya Karen
Editor: Banyu Asqalani

Exit mobile version