Sajak-sajak Rizal Hidayatulloh

Hai, Ini Aku. Cerpen Latif Pungkasniar (Ilustrasi). Dok. Istimewa (flikr)
Hai, Ini Aku. Cerpen Latif Pungkasniar (Ilustrasi). Dok. Istimewa (flikr)

Tempat Berpijak

Jeritan alam menggema
Kekuatan alam menghancurkan alam
Bukan bunuh diri
Menjadikannya hancur bagai tak bermanfaat

Meminta tanpa pernah berterimakasih
Di beri tanpa sepatah kata
Namun
Malah api yang kau beri

Bukan tak berdaya
Tapi perintah dari sang kuasa

Purwokerto, 5 Oktober 2019

 

Tempat Kembali

Tempat sederhana yang menjadi kenangan
Gubuk kecil berjuta kebahagiaan
Aroma khas di setiap sudut
Redup bukan berarti gelap

Bukan omong kosong
Gelapnya malam tak dapat mensunyikan kami
Panasnya sang surya tak kan memudarkan
Air hujan belum bisa menembus kami

Senyum kami bukan lawakan
Ikhlas dari dalam sanubari
Sakit satu menderita semua
Bercibaku di atas logika

Jarak bukan masalah
Karena hati kami terhubung
Dalam iringan doa
Di setiap hembusan nafas

Purwokerto, 6 Oktober 2019

 

Belahan Jiwa

Kulihat dari kejauhan
Mata indah bersinar
Bunga di tengah alang-alang
Waktu terasa terhenti

Semakin dekat
Terasa di guyur hujan
Suranya lirih
Bagai alunan melodi

Kata-katanya ku tempel dengan paku
Mustahil terlepas dari ingatan
Janji seumur hidup
Melampaui usia dunia

Pertemuan Singkat namun bermakna
Senyuman yang merubah dunia
Dunia tanpa pepohonan
Menjadi langit berjuta bintang

Purwokerto, 30 September 2019

 

Momen Spesial

Ku beri pena biru
Berharap kau akan menulis doa
Yang akan menjadikan ku
Luasnya laut yang dapat
Menerima semua kerinduanmu

Purwokerto, 11 Oktober 2019

 

Salah Arah

Ingin memutar balik
Takut, resah, bingung
Jatuh ke dalam pusaran laut
Berputar di lingkaran penyesalan

Ketika hati gundah
Ingin sang penolong datang
Membawa sepucuk harapan
Namun hanya khayalan

Bisikan makluk terkutuk
Akal seakan bungkam
Ilmunya diam
Nafsunya meledak

Namun hatinya sadar
Kembalilah kepada sang kholik
Dia coba langkahkan kakinya
Tersadar tak akan terulang

Purwokerto, 5 September 2019

 

Kertas Ajaib

Ujian tidak hanya memberikan persoalan
Namun, ujian juga memberikan pertemuan
Yang kemudian menciptakan ikatan sederhana yang luar biasa
Kau hanya berikan secarik kertas
Berisi coretan yang menimbulkan tanda tanya
Tak banyak kau aku ucapkan
Tapi kita sama-sama tahu
Rasa yang tertahan bagai awan mendung
Kelak menjadi tetesan hujan
Yang Kemudian menumbuhkan
Sepucuk bunga harapan

Purwokerto, 10 Oktober 2019

 

Kunang-kunang Malam

Secercah cahaya
Di tengah samudra kehampaan
Bukan untuk menutup mata
Apalagi hanyut terbawa suasana

Ketika cahaya tak ada
Aku sendiri menjadi pencipta bayangan

Purwokerto, 1 Oktober 20019

 

 

 

Biodata penulis:

Rizal Hidayatulloh, lahir di Banjarnegara, 21 Maret 2001 tepatnya di Dusun Karang Tanjung Desa Luwung RT03/RW03 Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Menempuh pendidikan dari SD Negeri 1 Luwung, MTS Negeri 2 Rakit, Man 2 Banjarnegara dan saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa di IAIN Purwokerto Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan, Prodi PAI dan mondok di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto. Email: rizalhidayatulloh21@gmail.com,

Exit mobile version