Rusia Tingkatkan Pengembangan Energi Nuklir di Asia Tenggara

Indonesia perlu nuklir untuk penuhi kebutuhan energi/Foto: Dok. ANTARA

Indonesia perlu nuklir untuk penuhi kebutuhan energi/Foto: Dok. ANTARA

· Rusia dan Laos sepakati kerjasama pengembangan nuklir sebagai sumber energi masa depan, selain untuk bidang kedokteran, pertanian dan lingkungan;
· Rusia dan Kamboja juga mengembangkan kerjasama riset dan pelatihan pengembangan energi nuklir;
· Semakin banyak negara yang mengembangkan teknologi nuklir sebagai energi masa depan.

NusantaraNews.co, Moskow – Rusia melalui ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia, semakin focus untuk menjajaki peluang kerjasama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Rusia menilai, Asia Tenggara merupakan kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan industri yang pesat sehingga perlu kestabilan pasokan energi yang besar dan berkelanjutan. Nuklir merupakan sumber energi alternatif yang bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.

Pekan ini, Rusia menandatangani roadmap kerjasama penggunaan energi atom untuk tujuan damai dengan Laos. Penandatanganan dilakukan antara Kementerian Energi dan Pertambangan Republik Laos yang diwakili oleh Sinava Souphanouvong selaku Wakil Menteri Energi dan Pertambangan Laos dan ROSATOM yang diwakili oleh Nikolay Spassky selaku Wakil CEO ROSATOM.

Roadmap ini menjelaskan, Laos dan Rusia sepakat untuk mengembangkan potensi pengembangan proyek tenaga nuklir di Laos. Pengembangan yang ditawarkan Rusia itu mencakup pengembangan infrastruktur nuklir, pelatihan personil, pasokan produk dan layanan siklus bahan bakar nuklir. Selain itu, roadmap ini juga mencakup kerjasama di masa dpean dalam penggunaan teknologi radiasi di sektor industri, kedokteran, pertanian, serta lingkungan.

Sebelum Laos, Rusia juga telah menyepakati kerjasama pengembangan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai bersama dengan Kamboja. Penandatanganan antara ROSATOM dan Dewan Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan Kerajaan Kamboja ini dilakukan pada Konferensi Umum Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/ IAEA) ke-61 di Wina, Austria, pertengahan September lalu.

Kesepakatan tersebut menjadi dasar hukum untuk mengembangkan lebih lanjut kerjasama bilateral antara Rusia dan Kamboja dalam pendidikan dan pelatihan nuklir, penelitian dasar dan terapan, dan penggunaan teknologi iradiasi di bidang manufaktur, kedokteran, pertanian, dan perlindungan lingkungan.

Bagi Kamboja, dokumen tersebut membuka prospek proyek strategis skala besar dalam tenaga nuklir. Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk sebuah dewan koordinasi untuk menindaklanjuti pelaksanaan kesepakatan tersebut.

Selain Kamboja dan Laos, beberapa negara berkembang juga telah lebih dulu mengembangkan dan bahkan menggunakan energy nuklir untuk mendukung berbagai sektor pembanguanan di negara mereka, seperti Mesir, India dan Brasil. Para ahli berpendapat, energi nuklir menjadi salah satu sumber energi di masa depan Karena dinilai lebih ramah terhadap lingkungan.

Sekadar informasi, ROSATOM State Atomic Energy Corporation adalah perusahaan nuklir nasional Federasi Rusia yang menyatukan sekitar 350 perusahaan industri nuklir dan lembaga Litbang. Dengan pengalaman selama 70 tahun di bidang nuklir, kami bekerja dalam skala global untuk menyediakan layanan nuklir komprehensif yang berkisar dari pengayaan uranium hingga konstruksi PLTN. ROSATOM adalah pemimpin dunia dalam membangun nuklir baru, melaksanakan proyek untuk membangun delapan reaktor di Rusia dan 34 di luar negeri. ROSATOM mengoperasikan 27,9 GW kapasitas nuklir di 35 reaktor di Rusia. ROSATOM juga memegang 36% pangsa pasar pengayaan uranium global dan 17% pangsa pasar bahan bakar nuklir global. (red02)

Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version