Rusia Kerahkan Pasukan Skala Besar ke Perbatasan Menyikapi “Deklarasi Perang” Ukraina

Rusia kerahkan pasukan skala besar ke perbatasan menyikapi deklarasi perang Ukraina.
Rusia kerahkan pasukan skala besar ke perbatasan menyikapi deklarasi perang Ukraina.

NUSANTARANEWS.CO – Rusia kerahkan pasukan skala besar ke perbatasan menyikapi deklarasi perang Ukraina. Ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dokumen deklarasi perang terhadap Rusia pada 24 Maret – yang dikenal dengan SK No. 117/2021 yang tidak dipublikasikan oleh media mainstream – Presiden Rusia Vladimir Putin langsung mengerahkan secara besar-besaran main battle tank-nya ke wilayah timur Ukraina yang dikuasai oleh para separatis dengan kecepatan yang tak terduga.

Langkah Presiden Putin tidak main-main karena sesuai dengan Pasal 107 Konstitusi Ukraina, Presiden Zelensky telah memberlakukan keputusan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina “Tentang Strategi deokupasi dan reintegrasi wilayah yang diduduki sementara Republik Otonomi Krimea dan kota Sevastopol” setelah Keputusan ini diterbitkan.

Dengan kata lain, Ukraina telah memutuskan secara resmi untuk merebut kembali Krimea dari Rusia. Dan “deklarasi perang” melawan Rusia ini jelas atas persetujuan Washington atau “perintah eksekutif” Presiden Joe Biden.

Rusia jelas tidak akan pernah menyerahkan Krimea dengan sukarela karena sudah dianggap menjadi bagian wilayah yang tidak terpisahkan dengan Rusia.

Dilaporkan pula bahwa militer Rusia telah mengerahkan The 56th Guards Air Assault Brigade yang telah berpengalaman dalam Perang Soviet-Afghanistan dan Perang Chechnya ke-1 & ke-2 ke perbatasan.

Rusia sangat serius menanggapi “deklarasi perang” Ukraina meski dibuli oleh media barat dan menyatakan bahwa Rusia adalah aggressor yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.

Padahal fakta yang tidak diungkapkan oleh media barat adalah: Rusia tidak akan mengerahkan pasukan dan persenjataannya ke perbatasan Ukraina jika Washington tidak memprovokasinya melalui Ukraina.

Sementara gencatan senjata yang disepakati sejak pertengahan tahun lalu telah dilanggar ratusan kali – pertempuran sesungguhnya telah dimulai tanpa dipublikasikan ke dunia barat. Seperti dilaporkan oleh Misi Pemantauan Khusus sipil OSCE pada 26 Maret bahwa empat tentara Ukraina tewas dan dua lainnya terluka di bagian timur negara itu.

Menyikapi pertempuran terbaru di wilayah Donetsk di timur Ukraina antara pasukan separatis dan tentara Ukraina – Komando Eropa Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan status siaga ke level tertinggi

Krisis ini dapat saja meningkat dengan cepat menjadi perang terbuka bila Rusia terprovokasi melakukan invasi – dan dipastikan tidak ada jalan kembali bila hal itu sampai terjadi. Bahkan bisa jadi pemicu konflik lebih luas dalam skala global.

Apalagi Presiden Joe Biden dalam karir politiknya telah terlibat sedikitnya membom tujuh negara dengan darah dingin. Belum lagi lingkungan disekelilingnya yang sangat ahli dalam menghasut perang.

Kabar terakhir, hari ini, pasukan Rusia dalam jumlah besar dengan persenjataan lengkap telah berada dekat perbatasan Ukraina. Sebuah pergerakan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya. Rusia siap melakukan invasi! (Agus Setiawan)

Exit mobile version