Ratu Elizabeth II Setujui Pembekuan Parlemen Inggris

Ratu Elizabeth II setujui pembekuan Parlemen
Ratu Elizabeth II setujui pembekuan Parlemen/Foto: Business Insider

NUSANTARANEWS.CO Ratu Elizabeth II setujui pembekuan Parlemen. Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn dalam sebuah rapat umum di Glasgow dengan tegas menentang pembekekuan perlemen dan mengatakan kepada para pendukungnya: “Ini adalah Parlemen kami. Tidak mungkin Anda mengeluarkan kami tanpa kesepakatan. Kami akan menghentikan Anda dan memberikan hak kepada orang lain untuk menentukan masa depan”

Perdana menteri Inggris telah meminta izin dari Ratu untuk membekukan parlemen selama satu bulan sampai 14 Oktober dan telah meyakinkan bahwa mereka masih memiliki cukup waktu untuk berdebat’ mengenai setiap keputusan yang akan dibuat sebelum pertemuan Dewan Uni Eropa pada 17-18 Oktober mendatang.

Demontrasi menentang keputusan pembekuan parlemen tersebut berlangsung di seluruh Inggris. Puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan menentang keputusan Boris Johnson yang mendapat restu oleh Ratu Elizabeth II awal pekan ini. Prorogasi sedang berjalan, tetapi tidak semua orang senang tentang hal itu, seperti yang dijelaskan oleh para pemrotes di Glasgow ini.

“Kudeta, kudeta, kudeta!” Teriak para demonstran di George Square di Glasgow. Para pengunjuk rasa meyakini bahwa Boris Johnson telah melakukan tindakan tidak sah dengan membekukan parlemen minggu ini. Sehingga slogan aksi protes nasional menyerukan: “Hentikan Kudeta, Pertahankan Demokrasi”. Slogan tersebut terpampang dalam tulisan dan spanduk-spanduk di kerumunan.

Meski begitu, tidak semua warga Inggris mendukung. Bahkan mereka mengatakan bahwa “Boris Johnson tidak demokratis itu omong kosong, dibuat-buat oleh sayap kiri yang dengki! Kami mengadakan referendum. Mayoritas memilih untuk Brexit, dan tiga tahun kemudian kami masih di Uni Eropa. Itulah yang anti-demokratis. Boris Johnson benar-benar melakukan yang sebaliknya, dia berusaha meluruskan kembali demokrasi.”

Boris Johnson pada awal minggu ini mengatakan bahwa motifnya untuk prorogasi adalah untuk meluangkan waktu guna mengatur program legislatif baru yang berfokus pada ‘kejahatan dan rumah sakit’, namun politisi oposisi mengklaim bahwa Johnson berusaha untuk menggagalkan upaya untuk mencegah “No Deal Brexit”.

Protes serupa diadakan di Inggris pada hari Sabtu, dengan ribuan orang berbaris di London, dan ratusan lainnya di Edinburgh, Bristol, Manchester dan Inverness. Demonstrasi lebih lanjut, yang diselenggarakan oleh Majelis Rakyat Menentang Penghematan, diperkirakan akan berlangsung Selasa depan bertepatan dengan anggota parlemen yang kembali ke Westminster. Demonstrasi Pro-Brexit juga diharapkan akan mendukung. (Banyu)

Exit mobile version