Rampung Diperiksa KPK, Direktur PT Billy Ditanya Soal PT AHB

Gedung KPK/IST

NUSANTARANEWS.CO – Direktur PT Billy Indonesia Emi Sukiati Lamson rampung menjalani pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (1/9/2016) terkait kasus penyalahgunaan wewenang yang menyeret Gubernur Sultra Nur Alam. Hal tersebut ditandai dengan keluarnya dia dari ruang pemeriksaan.

Saat dikerumuni para pewarta, Emi mengaku hanya dicecar sedikit pertanyaan oleh penyidik KPK. Secara general, keterangan yang diberikannya kepada penyidik yakni terkait dengan apa yang diketahuinya dan ingin diketahui oleh KPK tentang PT Anugrah Harisma Barakah (AHB). Namun dia enggan menceritakan lebih detailnya.

“Tadi ditanyakan terkait PT AHB ( Anugrah Harisma Barakah), soal Nur Alam belum ditanya-tanya,” singkatnya sambil berlalu menghindari awak media di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Emi merupakan salah satu orang yang dicegah bepergian ke luar negeri oleh KPK. Sebab KPK sangat membutuhkan keterangannya, jadi jika sewaktu-waktu lembaga antikorupsi itu membutuhkan keterangannya, Emi sedang tidak berada di Luar Negeri.

Emi adalah orang yang cukup berperan di PT Billy Indonesia, sebab dia adalah Direktur dari perusahaan tersebut. PT Billy yang terafiliasi dengan PT Anugrah Harisma Barakah  merupakan salah satu perusahaan yang pernah digeledah KPK beberapa waktu lalu di wilayah Pluit, Jakarta Utara. PT Billy memiliki tambang di Bombana dan Konawe Selatan. Menariknya lagi PT Billy juga merupakan salah satu rekan bisnis Richorp International. Jadi perusahaan Richorp yang berbasis di Hongkong itu membeli nikel dari PT Billy.

Perusahaan Richorp itu pernah disebut-sebut namanya saat Kejaksaan Agung mengusut kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Nur Alam. Dimana berdasarkan laporan hasil analisis (LHA) Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) data transaksi Nur Alam, perusahaan tersebut pernah mentransfer uang sebanyak empat kali ke perusahaan asuransi ternama yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh bank plat merah Nasional. Adapun nilai transfernya  yakni mencapai hingga US$4,5 juta. Transaksi tersebut dilakukan lewat salah satu Bank Komersial di Hongkong. (Restu)

Exit mobile version