Puluhan Ribu Orang Ikut Pawai Hari Jadi Kabupaten Nunukan ke 23

Puluhan Ribu Orang Ikut Pawai Hari Jadi Kabupaten Nunukan ke 23
Foto: Suasana Pawai Hari Jadi Kabupaten Nunukan ke 23.

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Ribuan warga Nunukan, tua muda, laki-laki dan perempuan tumplek blek di sepanjang Jalan Bandara hingga di Paras Perbatasan untuk menyaksikan pawai pembangunan dalam rangka perayaan hari jadi Kabupaten Nunukan Ke- 23 Tahun 2022, Sabtu (15/10).

Mereka terlihat sangat antusias menyaksikan pawai perdana, setelah absen selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19. Seolah tidak mempedulikan sengatan sinar matahari yang begitu terik, mereka mengamati penampilan para peserta yang melintas satu per satu. Sesekali mereka bersorak, bertepuk tangan, atau melambaikan tangan kepada para peserta pawai yang melintas di hadapannya.

Sesuai dengan tema “Seni dan Budaya”, sebagian besar peserta pawai, mulai dari kalangan pelajar SD, SMP, SMA/SMK, instansi pemerintah, hingga masyarakat mengenakan pakaian adat dari seluruh nusantara. Ada yang memakai baju adat Bugis, Jawa, Toraja, Dayak, Banjar, Tidung, NTT dan lain sebagainya. Namun, tidak sedikit pula peserta yang mengenakan seragam profesi, seperti baju loreng TNI, dokter, polisi, Satpol PP, ASN, dan profesi-profesi yang lain.

Pawai kali ini memang begitu meriah. Jumlah pesertanya saja hampir mencapai angka 13 ribu orang. Wow, sangat fantastis, itu belum ditambah dengan para pendamping tim, petugas keamanan, petugas kesehatan, pengatur lalu lintas, hingga panitia pawai yang lain.

Apalagi jumlah penontonnya, jangan ditanya lagi. Mungkin separo penduduk Nunukan hadir menyaksikan pawai ini, sampai-sampai jalan-jalan di Nunukan tampak begitu sepi saat berlangsungnya pawai.

Keriuhan pawai kali ini memang sudah tampak beberapa hari menjelang hari-H. Para orang tua yang anaknya akan ikut pawai tampak sibuk, mereka berkeliling dari toko satu ke toko yang lain, dari salon satu ke salon yang lain hanya untuk mencarikan baju adat buat anaknya. Demikian pula para pegawai kantor, dan komunitas-komunitas, mereka tidak kalah sibuk menyiapkan konsep seragam hingga kendaraan hias yang akan ditampilkan saat pawai.

Itulah pawai, selalu menimbulkan kesibukan dan kerepotan, namun juga selalu membawa kemeriahan dan kegembiraan. Yang tidak kalah penting, pawai selalu mendatangkan berkah bagi sebagian masyarakat, mulai dari salon kecantikan, penyedia jasa penyewaan baju adat, hingga para penjual es buah, cireng, pentol, dan penyedia kuliner-kuliner yang lain, khusus di hari itu, semua memperoleh keuntungan yang melimpah.

Sibuk dan repot, tapi semua akan terbayar lunas saat melewati garis finish. Lelah, letih, dan panas setelah berjalan kaki sepanjang kurang lebih 3 kilometer juga langsung sirna, ketika sampai disambut dengan segelas es buah yang segar menggoda. (ES)

Exit mobile version