Puisi Khairul Anam
Kabar Dari Jarak
Waktu mengurai kebersamaan
Gulir detiknya menjamah sepi
Yang menggeliat radang
Kita, terpisah dengan jarak
Menjadi aku, kau dan rindu yang tak jinak
Aku tolol waktu itu mengiringi mu pergi
Dibawa mesin besar beroda empat yang bising melata di jalan
Tak ku sampaikan salam perpisahan yang hangat
Atau kecupan yang membekas
Hingga jarak tak mengabarkan pengkhianatan
Aku disini hanya mengeluh
Sepanjang jalan menangisi janji yang kau tabur
Menyumpahi janji yang perlahan mekar
Kabar dari jarak tentang perselingkuhanmu dengan yang lain
Merangkai tangisanku menjadi ucapan: selamat berkhianat atas janjimu kekasih
Solo, 2018
Malam Yang Dingin
Dingin memburu detak jantung
Sepi mengulur-ulur khayalku
Gelap menjadi dinding yang terkutuk
Menyumpahiku yang dungu akan cinta itu
Cinta hanya lorong yang semu
Membelenggu pikiran dan naluriku
Menjauhkanku dari mimpi-mimpi itu
Tapi, ada yang ku sengaja dalam cinta
Ku katakan lembut pada malam yang dingin
Tentang aku yang mencintaimu, tanpa lelah
Walapun berulang kali orang membodohkanku
Walaupun berulangkali kau menyakitiku
Solo, 2018
Tetesan
: Melanie Tiara
Sembari menunggu senja
Aku lihat kilaumu memancar diantara mendung itu
Mendetak-detak jantungku, kagum akan keindahanmu
Kemilau menetes pada sanubari
Meresap pada tiap-tiap ruas tubuh
Tumbuh subur menjadi uap cinta
Yang memenuhi relung hati
Tetesan cinta yang kau beri lewat matamu
Membeku dalam hati
Membentuk namamu
Solo, 2018
Dendang Jingga
: Melanie Tiara
Jingga berndedang semerdu seruling
Mengiringi senja menghampar di permadani langit
Sepasang bayang, hinggap di tiap-tiap liriknya
Mataku menemukan matamu yang berembunkan rindu
Kala sepi berseruling pedih
Jarak membasuh tubuh kita
Yang terpisah oleh guliran menit dan detik
Perpisahan ini tak lama,
Percayalah, aku adalah rindumu, dan kamu adalah rinduku
Sampai berjumpa lagi
Jingga akan selalu berdendang, kemanapun kita berada
Solo, 2018
Lampu
: Melanie Tiara
Meredup sudah hari
Gelap menjahit malam dengan pekat
Senja terhempas, bertebaran di koyaknya
Sepi mulai menjalari keramaian
Hening membawa ketenangan
Mataku belum kantuk
Masih diam menatap rembulan
Menjadi lampu pada gelapnya kerinduan
Mataku juga belum kantuk
Masih membelalak
Mencari sesuatu
Yang ku tahu, itu adalah kamu
Tapi hanya bayanganmu yang menemuiku
Solo, 2018
Sempurna
: Melanie Tiara
Janji melapisi warna cinta kita
Yang terucap dalam nangungan tulus
Kasih dan sayang menjadi lorong untuk kita bersama
Restu orangtua mengiringi jejak cinta yang melata
Menuju keabadian seperti dalam janji yang kita gambarkan
Pada kanvas-kanvas doa
Halangan rintangan mendengung setiap detiknya
Menawarkan perpisahan tanpa pamrih
Namun cinta kita kuat
Saling menggenggam percaya untuk satu tuju:
Sempurna dalam bahtera rumah tangga
Solo, 2018
*Khairul Anam lahir di Surakarta, 14 Febuari 1998. Suka menulis Cerpen, novel dan puisi. Mahasiswa IAIN Surakarta. Cerpen dan Puisinya dimuat di koran nasional dan lokal. Novel yang pernah di terbitkan berjudul “Cahaya-Nya” tahun 2016 oleh Oase Pustaka.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com