PSI Tuduh Lonjakan TKA di Tanah Air Terjadi pada Pemerintahan SBY

Logo Partai Solidaritas Indonesia (PSI). (Foto: Istimewa)
Logo Partai Solidaritas Indonesia (PSI). (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengungkapkan mungkin saat ini tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran sudah hampir 10 juta orang tersebar di berbagai negara. Survei Bank Dunia menyebutkan TKI di luar negeri ada sekitar 9 juta per akhir tahun 2017 dengan rincian 55 persen ada di Malaysia, 13 persen di Saudi Arabia, 10 persen di Cina atau Taipei dan sisanya di negara-negara lain.

“Ada sembilan juta, mungkin sekarang sudah hampir 10 juta TKI atau pekerja migran tersebar diberbagai negara. Tapi negara itu tidak gaduh,” kata jubir PSI Rizal Calvary Marimbo dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2015 lalu sempat berjanji menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi pekerja rumah tangga (PRT) ke luar negeri karena terkait erat dengan harga diri dan martabat bangsa.

“Saya memberikan target kepada Menteri Tenaga Kerja untuk membuatkan roadmap yang jelas dan kapan kita stop yang namanya pengiriman PRT. Kita harus punya harga diri dan martabat,” kata Jokowi dalam Munas II Partai Hanura 2015 silam.

Sebelumnya pada 7 April 2015 ribuan TKI menggeruduk Istana Negara menagih janji kampanye Jokowi. Mereka mengaku kecewa karena Jokowi tidak mencabut moratorium yang dinilai tidak berpihak kepada para TKI. Dua bulan sebelumnya, Serikat Pekerja Luar Negeri juga menagih janji Jokowi yang akan menghapuskan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).

Rizal mengatakan, jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia hanya sekitar 126 ribu pekerja didominasi oleh pekerja asal Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.

“Namun jumlah ini, rasionya hanya sekitar 1,4 persen dari dari 9 juta TKI diluar negeri, tidak ada apa-apanya dengan jumlah TKI yang dikirim ke luar negeri,” katanya.

Menurut PSI, kata dia, pihak yang membesar-besarkan isu tenaga kerja asing membanjiri tanah air adalah mereka yang tidak suka dengan pemerintahan Jokowi, dan bicara tak menggunakan data.

Jubir PSI ini justru menuduh lonjakan TKA tertinggi di Indonesia terjadi pada era pemerintahan sebelumnya. Kata Rizal, tahun 2005, TKA di Indonesia tak sampai 30 ribu. Selama 10 tahun kemudian terjadi lonjakan hingga mendekati 80 ribu TKA.

“Jadi, lonjakannya lebih dari 300 persen periode 2005-2015. Siapa yang berkuasa saat itu?,” ucapnya. (red)

Editor: Gendon Wibisono

Exit mobile version