Prihatin, Ketika Luhut Panjaitan ‘Incar’ Habib Rizieq

Ketua Progres 98, Faizal Assegaf. Foto Dok. Pribadi

Ketua Progres 98, Faizal Assegaf. Foto Dok. Pribadi

NUSANTARANEWS.CO – Baru-baru ini saat didapuk mengisi acara bertajuk Jakarta Foreign Correspondents Club, Luhut Binsar Panjaitan menyebut aksi Bela Islam telah digerakkan oleh kelompok radikal.

Bahkan dengan lantang, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam ini mengaku terang-terangan bahwa pemerintah tidak kalah dalam berjuang melawan radikalisme meskipun kelompok-kelompok Islamis garis keras menarik ratusan ribu orang untuk melakukan protes melawan gubernur DKI Jakarta yang beragama Kristen.

Menanggapi pernyataan mantan Menko Polhukam tersebut, Ketua Progres 98, Faizal Assegaf menilai apa yang dimaskud Luhut tersebut tidak jelas! Faizal mempertanyakan apakah stetmen Luhut tersebut sebagai indikasi agar pemerintah bersinergi dengan umat Islam, atau sebaliknya ia berkonspirasi untuk menjebak Presiden Jokowi melindungi kejahatan oknum penista agama.

Dalam kapasitasnya selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, maka pernyataan Luhut itu jelas penuh dengan kejanggalan. Terlebih dirinya mencatut nama Habib Rizieq.

“Kami punya data yang cukup rinci tentang dia (Habib Rizieq). Kita lihat apa yang terjadi. Kami tahu apa yang akan kami lakukan,” ujar Luhut Panjaitan.

Bagi Faizal, apa yang dikatakan Luhut itu lucu.  Menurutnya, tindakan Luhut ini dinilai sangat tidak etis dan tendensius. “Apakah dia kepala Intelijen Istana, agen CIA, misionaris anti Islam, tokoh radikalis gereja atau Jubir pembela oknum penista agama?” tanya Faizal penuh heran.

Menurut Faizal, pesan tersebut bisa dinilai sebagai bentuk teror kepada Ketua FPI Rizieq Shihab, para ulama dan juga ormas Islam yang berjuang menuntut keadilan dalam kasus penistaan al-Qur’an.

Lebih lanjut, tudingan Luhut bertolak belakang dengan sikap Presiden Jokowi serta seluruh pejabat tinggi negara. Bahkan manuver Luhut terkesan ada kisruh di internal pemerintahan.

“Padahal Presiden Jokowi dan sejumlah petinggi negara hadir dan melebur dalam kegiatan aksi 212. Serta memberi apresiasi dan bangga dengan demo jutaan umat Islam yang dilakukan secara sejuk dan damai,” ungkapnya.

“Tapi celakanya Luhut menuding bahwa aksi super damai yang menuntut Ahok dipenjarakan digalang oleh kelompok islamis garis keras dan radikal. Sikap dan pernyataan tersebut jelas merupakan pelecehan, merendahkan martabat ulama dan bertujuan menunjukan permusuhan secara terbuka kepada umat Islam. Prihatin!” pungkas Faizal. (emka/red-01)

Exit mobile version