NUSANTARANEWS.CO – Presiden Suriah mengecam Presiden Turki Tayyip Erdogan sebagai pencuri karena melakukan agresi militer ke bagian timur laut negaranya pada hari Selasa (22/10). Presiden Bashar al Assad juga mengulangi sumpahnya akan merebut kembali semua wilayah kedaulatan Suriah yang hilang selama perang saudara bertahun-tahun.
Presiden Assad mengatakan itu semua saat berkunjung ke garis depan pertempuran di provinsi Idlib barat laut. Presiden melakukan kunjungan ke garis depan medan pertempuran di kota Hobait yang baru saja dibebaskan, kata kantor berita kepresidenan.
Presiden bertemu dengan para prajurit di garis depan dekat kota Hobait di provinsi Idlib. Presiden juga mengatakan bahwa front Idlib adalah medan pertempuran utama untuk mengakhiri perang di Suriah.
Assad dihadapan para komandan tentara dan tentaranya di kota Hobeit mengatakan: “Erdogan adalah seorang pencuri dan sekarang mencuri tanah Suriah,” kata Assad. Seperti diketahui, Idlib adalah benteng terakhir dari berbagai faksi militan dan kelompok teroris yang menentang pemerintah Suriah.
Merebut wilayah Idlib, akan menjadi kemenangan penting bagi Assad, yang tengah berupaya memulihkan kendali atas daerah-daerah yang dikuasai oleh para pemberontak.
“Pertempuran Idlib adalah inti untuk secara tegas mengakhiri kekacauan dan terorisme di seluruh Suriah,” kata Assad.
Saat ini, untuk sementara Idlib dapat bernafas berkat jeda serangan udara setelah Damaskus dan Moskwa mengumumkan gencatan senjata pada 31 Agustus setelah lima bulan pemboman.
Dengan dukungan milisi pro Iran, Damaskus berhasil membuat kemajuan yang signifikan seperti merebut kota strategis Khan Sheikhoun. Kemajuan ini juga telah memperluas kontrol Damaskus di jalan raya yang membentang dari ibukota Damaskus ke kota Aleppo.
Pasukan pemerintah Suriah kini telah membalikkan keaadaan dan merebut kembali 60 persen wilayahnya dari tangan pemberontak dan teroris dukungan Amerika Serikat (AS) dan Barat, termasuk Turki.
Seperti diketahui, pada akhir April, pasukan pemerintah Suriah dan Rusia melancarkan serangan militer ke provinsi Idlib melalui serangan udara dan darat untuk menghancurkan benteng terakhir kekuatan pemberontak dan teroris Hayat Tahrir al-Sham. (Banyu)