NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aktivis Rumah Amanat Rakyat Ferdinand Hutahaean menyayangkan topik perbincangan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan Presiden Hollande dari Prancis. Dimana, Xenofobia merupakan ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain atau yang dianggap asing.
Ferdinand pun mempertanyakan, sejakan kapan Indonesia pernah xenofobia? Menurutnya, nenek moyang bangsa Indonesia sejak zaman Singosari hingga Raden Wijaya gagah berani mengusir serbuan bangsa asing dari Cina Mongol. Dimana kini Indonesia dianggap takut terhadap Cina.
“Xenofobia itu terlalu berlebihan untuk disematkan kepada bangsa ini. Bangsa ini tidaklah takut sama sekali dengan Cina, bangsa ini tidak takut sama sekali untuk mengusir Cina seperti yang dilakukan Jaya Katwang dan Raden Wijaya,” kata Ferdinand dalam keterangannya, Kamis (30/3/2017).
Simak: Aktivis Bela Tanah Air: Benarkah Indonesia Xenofobia?
Salah satu isu terkait Cina di Indonesia yang tengah bergejolak ialah Pilkada Gubernur DKI Jakarta yang salah satu kandidatnya adalah Basuki Tjahaja Purnama yang keturunan Cina. “Kami menjadi tidak suka kepada Ahok, karena Basuki Tjahaja Purnama telah menyebabkan keretakan bangsa ini dengan kata-kata kasar, kotor dan keras serta menodakan agama Islam,” ujar aktivis Bela Tanah Air itu.
“Kami memang menjadi tidak suka dengan hutang berkedok investasi yang membawa tenaga kerja ilegal dari cina karena kami rakyat bangsa ini butuh pekerjaan, masih tinggi angka tingkat pengangguran, kenapa justru diserahkan kepada tenaga kerja asing ilegal. Kami memang menjadi tidak suka dengan Reklamasi karena telah menggusur penduduk lokal pribumi dan kemudian Reklamasi terdengar di jual dan di iklankan didaratan Cina,” imbuhnya.
“Darah kami tentu mendidih jika kemudian terbukti Pribumi digusur untuk kemudian tanahnya dijual ke Cina. Kami juga tidak suka dengan narkoba yang jumlahnya luar biasa besar yang berasal dari Cina. Itu semua, kami bangsa ini tidak suka karena memang telah menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia secara umum. Ingat kami bukan tidak suka dengan Cina, tapi keempat isu itu memang kami akui kami tidak suka,” sambung Ferdinand lagi.
Terkait dengan penilaian Presiden Jokowi mengenai xenofobia, menurut Ferdinand, bangsa ini tidak sedang mengalami xenofobia, bangsa ini tidak sedang takut kepada bangsa asing manapun apalagi dengan Cina. Namun bangsa ini memang tidak suka dengan keempat isu diatas, ingat tidak suka bukan takut.
Presiden Jokowi sebaiknya tidak lagi salah dalam membuat pernyataan, karena pernyataan seorang Presiden dampaknya besar secara ekonomi, politik dan geopolitik Internasional. “Apa kata dunia kepada Indonesia jika Presidennya saja merasa bangsanya sedang ketakutan kepada Cina? Apa kata dunia kepada bangsa ini jika presidennya menyatakan bangsa ini sedang mengalami xenofobia?,” katanya.
“Ahhh…, kami tidak pernah takut pak Presiden…, kami tidak pernah xenofobia terhadap bangsa apapun, tapi kami memang tidak suka dengan isu Ahok, Tenaga Kerja Ilegal, Reklamasi dan Narkoba dari Cina. Anda paham kan maksud kami pak Presiden? Tidak benar bangsa ini sedang xenofobia,” kata Ferdinand.
Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kenegaraan Presiden Hollande dari Prancis, Rabu (29/3/2017) kemarin. (rsk/rep)
Editor: Achmad Sulaiman