Prabowo-Jokowi Pelukan, Pengamat: Pengguna Medsos Adem

Capres Prabowo Subianto dan Capres Joko Widodo berpelukan usai pencak silat Indonesia keluar sebagai peraih medali emas di ASIAN Games 2018. (FOTO: NN/Istimewa)
Capres Prabowo Subianto dan Capres Joko Widodo berpelukan usai pencak silat Indonesia keluar sebagai peraih medali emas di ASIAN Games 2018. (FOTO: NN/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Di tengah hiruk pikuk obrolan sengit para pendukung Calon Presiden 2019 di media sosial, Capres Prabowo Subianto dan Capres Joko Widodo berpelukan usai pencak silat Indonesia keluar sebagai peraih medali emas di ASIAN Games 2018, Rabu (29/30/2018) kemarin. Momen langka ini, membuat para pengguna medsos gembira dengan menyebarkan momen pelukan tersebut di akun medsosnya masing-masing.

Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria mengatakan, momen pelukan tersebut menjadi modal besar untuk mewujudkan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang aman dan berkualitas. Foto dan video yang beredar di medsos, kata dia, menjadi pengingat bahwa rakyat Indonesia itu tetap satu, meskipun berbeda pilihan.

“Situasi buruk bisa diredam, karena figur Prabowo dan Jokowi punya pengikut loyal. Ketika terjadi hal buruk yang levelnya membahayakan maka pernyataan prabowo dan Jokowi bisa meredamnya, pelukan itu jadi salah satu modal besar untuk pilpres aman dan berkualitas,” kata Hariqo, Jakarta, Kamis (30/8).

Pelukan Prabowo-Jokowi, hematnya, menjadikan dunia media sosial ‘adem ayem’. Biasanya, kata dia, para netizen tak henti-hentinya melempar gagasan yang cenderung saling menghujat disertai adu nyinyir.

Menurut Hariqo konten di dunia nyata sangat mempengaruhi pengguna medsos. “Jika kontennya pelukan, maka pengguna medsos akan adem, apalagi yang berpelukan Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Namun jika kontennya bentrokan maka kecenderungan pengguna medsos juga menyesuaikan,” ucapnya.

Momen panas dunia medsos yang ditimbulkan dari konten di darat, Hariqo sebut seperti pelarangan kegiatan #2019GantiPresiden sementara kegiatan #JokowiDuaPeriode tidak dilarang.

Hariqo menambahkan, harusnya para netizen memperbanyak pertemuan darat antara pendukung, agar situasi adem ayem dapat terjaga. “Sebaiknya fokus pada menyampaikan keunggulan capresnya dan program-program yang ditawarkan. Petahana menyampaikan prestasi, penantang menyampaikan kritik dan tawaran baru. Di semua negara demokrasi berlaku ini,” kata Hariqo.

Sebelumnya, Humanitarian Study Institute & Founder MURI, Jaya Suprana juga menyampaikan bahwa pemilu yang jujur, adil dan damai merupakan pemilu yang sebenarnya diharapkan oleh seluruh Indonesia. Bukan justru pemilu yang penuh dengan kebencian.

“Bukan pemilu penuh kebencian namun pemilu jujur, adil, dan damai sesuai suri teladan Jokowi-Prabowo bersatupadu dalam pelukan,” kata Jaya Suprana saat menjadi narasumber pada acara diske Sekber Indonesia bertajuk Yang Didambakan Wong Cilik Nusantara di kantor Sekber Indonesia, Jl. Taman Amir Hamzah, Rabu (29/8/2018) malam.

Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana

Exit mobile version