NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pergerakan Pemuda Merah Putih (PP Merah Putih) menegaskan bahwa setiap zaman pasti melahirkan generasinya sendiri, dan setiap generasi pasti punya caranya sendiri dalam menghadapi tantangan dan problematika zamannya.
“Demikianlah doktrin sejarah telah menggariskan bahwa perubahan dunia adalah sejarah Pemuda dan Mahasiswa. Dalam sejarahnya, Pemuda dan Mahasiswa telah menggoreskan tinta emasnya sebagai avant garde dalam setiap perubahan yang terjadi pada sebuah bangsa,” tegas Koordinator PP Merah Putih, Wenry Anshory Putra, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Menurut Wenry, dinamika Pemuda dan Mahasiwa memang terus bergejolak ketika sebuah bangsa mengalami ketidakadilan dan ketimpangan sosial yang tinggi. Peran sebagai agent of change dan agent of control terhadap penentu kebijakan selalu melekat dalam benak Pemuda dan Mahasiswa sehingga tidak heran bila Pemuda dan Mahasiswa selalu menjadi motor penggerak perubahan.
Dia memisalkan pristiwa pada hari Jum’at 2 Februari 2018, ‘Aksi Kartu Kuning‘ terhadap Presiden Joko Widodo yang dilakukan oleh Zaadit Taqwa (Ketua BEM Universitas Indonesia 2018), suka tidak suka haruslah dimaknai sebagai sikap kritis generasi muda saat ini, zaman now, atas kesengsaraan kehidupan rakyat yang diakibatkan oleh penerapan kebijakan-kebijakan Pemerintahan yang sangat liberal.
“Saat ini dinamika Pemuda dan Mahasiswa sudah mulai menggeliat dan telah menemukan momentumnya. Kondisi obyektif ekonomi sosial masyarakat seharusnya dapat menyadarkan Pemuda dan Mahasiswa untuk bangkit bersama-sama dalam menolak kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menyatakan, geliat ‘Aksi Kartu Kuning‘ yang mulai tumbuh harus dipelihara dan dirajut kembali menjadi satu Gerakan Nasional yang memiliki daya tekan dan pukul yang kuat. Organisasi Mahasiswa Intra – Ekstra Kampus dan Pemuda harus dimasifkan sebagai basis pengorganisiran. Ini harus dilakukan agar Pemuda dan Mahasiswa memiliki kesadaran serta keberanian yang mengakar dalam mengambil satu tindakan bersama dalam perubahan bangsa.
“Seperti yang telah kita ketahui bersama, Pemerintahan yang berkuasa tidak mau belajar dari sejarah, di mana seluruh resep ekonomi politik selalu diabdikan kepada kepentingan modal asing. Sehingga dampaknya kemiskinan merajalela, pengangguran meningkat, hancurnya industri-industri dalam negeri, korupsi merajalela, dan harga kebutuhan masyarakat melambung tinggi. Bahkan, hukum yang seharusnya menjadi panglima justru menjadi alat kekuasaan untuk menekan kekuatan yang dianggap merongrong,” kata dia.
Kita, klaim Wenry, telah menyaksikannya sendiri, bagaimana hukum tidak diprioritaskan dan ditegakkan secara benar. Hukum saat ini bagaikan pisau yang ditusukan keatas semakin tumpul, tetapi ketika ditusuk ke bawah semakin tajam. “Pemerintahan yang berkuasa menjadikan rakyat obyek penderita atas kebijakan-kebijakan yang diabdikan kepada kepentingan modal asing dan oligarki nasional. Hal ini sama saja dengan tidak menjalankan amanat konstitusi Pancasila dan UUD 1945,” ungkapnya.
Lalu, sambungnya, kondisi tersebut diperparah dengan perilaku elit-elit Parpol yang tidak menunjukkan sikap seorang negarawan yang mampu membawa bangsa dan rakyat ke arah yang lebih baik. “Potret inilah yang seharusnya menjadi stimulus seluruh elemen Pemuda dan Mahasiswa dalam mengambil peran terhadap perubahan zaman. Momentum perubahan harus secara matang tidak dilandasi oleh ambisi sakit hati, tapi benar-benar atas kesadaran untuk menyelamatkan Merah Putih,” tegasnya.
“Momentum perubahan yang sudah di depan mata harus kita rebut. Pemuda dan Mahasiswa harus berperan dan berani tampil. Pintu dialog di Kampus-kampus harus dibuka selebar-lebarnya untuk mengevaluasi arah kebijakan Pemerintahan yang tidak menjalankan amanat konstitusi Pancasila dan UUD 1945,” imbuhnya.
Oleh karena itu, seru Juru Bicara Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAM Indonesia) 2012-2014 itu, bangkitlah Pemuda dan Mahasiswa! Kita harus menjadi Generasi Pelurus, bukan Generasi Penerus Kemunafikan dan Kejahatan!
“Bangkit dan bersatulah Pemuda dan Mahasiswa, acungkan Kartu Kuning-mu di seluruh pelosok kepada Pemerintahan yang berkuasa, dengan gagasan besar untuk menyelamatkan bangsa yang sedang sekarat,” tandasnya.
Pewarta/Editor: M. Yahya Suprabana