Politik Penegakan Kemerdekaan Indonesia

Ketua Dewean Harian Daerah 45 Jakarta, Pandji R Hadinoto/Foto nusantaranews (Istimewa)

Ketua Dewean Harian Daerah 45 Jakarta, Pandji R Hadinoto/Foto nusantaranews (Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Diyakini bahwa peristiwa bersejarah rapat raksasa Ikada di Jakarta tanggal 19 September 1945 silam merupakan bentuk bagaimana heroisme para pemuda dan masyarakat Jakarta kala itu dalam mengemban sikap berpolitik untuk penegakan kemerdekaan Indonesia. Sekarang dikenal sebagai Tugu Proklamasi.

Price Water House memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbaik kelima dunia pada 2030 dan keempat pada 2050. Ini Dengan catatan dampak dari bonus demografi menjelang 100 tahun Proklamasi Indonesia Merdeka di tahun 2045 yang akan datang, maka tidak berkelebihan saatnyalah bebenah diri secara struktur.

Pembenahan strategi struktur menurut Ketua Ketua Dewean Harian Daerah 45 Jakarta, Pandji R Hadinoto merupakan reaktivasi konstitusi proklamasi UUD 1945 yang memang sejatinya pro Pancasila disertai adendum-adendum yang diperlukan. Serta merta deaktivasi konstitusi reformasi UUD 1999-2002 yang terunggah tahun 2010. ‎

‎Pembenahan strukturalis taktis adalah melakukan upaya-upaya perbaikan kinerja bertahap semisal pada ketujuh belas penjuru performa kenegaraan Indonesia yang meliputi, Incremental Capital Outflow Ratio Indonesia, Indeks Daya Saing Indonesia, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia,  Indeks Persepsi Korupsi Indonesia, Indeks Kebahagiaan Indonesia dan Indeks Ketahanan Nasional Indonesia.

Sedangkan dalam indeks kerapuhan, Indonesia berada dalam urutan ke-86 dari 178 negara yang disurvei oleh The Fund for Peace. Berikut ini sektor-sektor yang membuat Indonesia rapuh meliputi Gini Ratio‎ Indonesia, Indeks Performa Logistik Indonesia, Indeks Pembangunan Infrastruktur Indonesia, Indeks Kewirausahaan Indonesia, Indeks Inovasi Indonesia, Indeks Pelayanan Publik Indonesia, Indeks Demokrasi Indonesia, Performa Indeks Konstruksi Indonesia, Indeks Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan, Indeks Harga Perdagangan Besar dan Indeks Kemudahan Berusaha Indonesia.

Pembenahan strukturalis di atas, menurut Pandji, perlu pemberdayaan sebagai penguatan mental dan moral masyarakat adat Pancasila berdasarkan pembudayaan modalitas kearifan lokal seperti 17 butir‎ politik republik Indonesia yang sesuai jiwa semangat nilai-nilai 1945. Juga pada delapan butir karakter kepemimpinan Nusantara Hasta Brata serta 45 nutir politik pengamalan Pancasila Tap MPRRI No 1/2003.

Dengan mengoptimalkan hal itu, ia berpandangan bahwa Indonesia diyakini akan mampu solid dalam menghadapi masa depan.

Editor: Romandhon

Exit mobile version