Pindad Tanda Tangani Perjanjian Kerjasama di Bidang Teknologi

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose/Foto: Harian Jurnal Asia

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose/Foto: Harian Jurnal Asia

NUSANTARANEWS.CO – Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose menyatakan bahwa Teknologi yang dikuasai banyak negara maju dan beberapa dari mereka leading untuk hal itu. Maka salah satu cara supaya Indonesia sejajar dengan negara maju di bidang teknologi ialah dengan melakukan strategic partnership.

Strategic Partnership yang diupayakan ialah dilakukannya penandatanganan dokumen kerjasama antara PT Pindad (Persero) dengan dua perusahaan multinasional yaitu Rheinmetall Waffe Munition South Africa (RWMSA) Afrika Selatan dan Tata Motors asal India, Kamis (3/11).

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Pindad dengan Executive Board Member RWMSA Norbert Schulze dan Rudrarup Maitra, Head of International Business Tata Motors di Hall A2 Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta. Abraham Mose mengatakan bahwa 2 penandatanganan kerjasama ini adalah terobosan di bidang teknologi lewat strategic partnership.

“Penandatanganan yang Pindad lakukan dengan Rheinmetall dan Tata motors, adalah salah satu langkah kami untuk menuju hal itu,” tuturnya seperti dilansir bumn.go.id

Menurut Mose, dengan RWMSA, Pindad menandatangani kesepakatan kerjasama di bidang produksi dan pemasaran munisi kaliber medium dan besar. Sedangkan dengan Tata Motors, perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman di bidang eksplorasi pemasaran dan desain yang disesuaikan dengan spesifikasi pengguna di Indonesia.

Dalam pada itu, Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan bahwa industri pertahanan harus melakukan leapfrogging untuk mengejar ketertinggalan teknologi.

“Kita akan melakukan leapfrogging, untuk perusahaan industri nasional langsung bekerjasama dengan yang memiliki teknologi mutakhir dan harus membuat kita mendapatkan benefit yang sebesar-besarnya dari lompatan tersebut,” tutur Harry.

Ia juga menambahkan bahwa industri pertahanan nasional bisa mandiri dengan dukungan dari seluruh masyarakat dan tiga pilar utama : pengguna, regulator, dan tim pelaksana KKIP kepada industri pertahanan swasta dan BUMN untuk mewujudkan kemandirian tersebut. “Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mendukung kemandirian industri pertahanan kita,” tutupnya. (Sule)

Exit mobile version