Pesan dari Ibu
Ketika segores pena terjatuh
Emosi tercecer menyatu dalam jiwa
Jiwa yang lelah
Hendak menyerah saat hilang arah
Tubuh yang lemah
Berubah jadi arang merekah
Membakar rasa yang terus mengganas
Rasa yang belum pernah hadir sebelumnya
Dengan setitik air mata yang jatuh tak terbendung
Menembus sehelai kertas
Membasahi raga yang termenung
Purwokerto, 11 September 2019
Merindu
Separuh jiwa yang di sana
Raga ini sunyi
Bagai musik tanpa melodi
Terdengar hanya denting resah dan gelisah
Kosong rasanya hati ini
Wahai rindu yang datang
Kau terlalu kerap datang
Purwokerto, 11 September 2019
Ruang Waktu
Ketika mega terhampar di langit barat
Hari ini terasa penat penuh keringat
Sepasang sepatu menjajaki trotoar
Segenap raga bersorak
Kehidupan bagai fatamorgana
Wahai sang penjelajah waktu
Menyelamlah di antara lautan
Berselancarlah sejauh pengembaraanmu
Purwokerto, 12 September 2019
Yang Terkenang
Semerbak harum bunga bertaburan mengiringi duka
Deras air mata menghujani negeri
Meratapi kehilangan
Kini kau tinggal di alam sana
Melihat bangsa ini berjuang di antara derita
Mencoba bangkit menggapai asa
Jangan terus tertunduk
Meski raganya terpendam
Purwokerto, 14 September 2019
Tulisan Mentari
Selafal doa yang dipanjatkan
Hanya rintihan juga jeritan alam
Menapaki keringnya rerumputan yang terbakar
Kepulan asap menghiasi awan
Sesak dalam dada
Menerpa di antara nafas peri
Yang menyayat hati
Bagai belati
Purwokerto, 22 September 2019
Pendusta Negeri
Tengoklah ke bawah wahai pemimpin negeri
Rakyatmu hidup penuh derita
Banyak mereka yang hidup menggelandang
Perkara janji dusta menabur
Beri harapan di liang kubur
Yang tak pernah ada kebenarannya
Negeri ini kering nan tandus
Tanah gersang asap mengendus
Mencekik leher memenuhi paru
Tolong kami… Jerit mereka
Di negeri ini
Yang kau sebut bumi Pertiwi
Tidak adakah rasa sesak di dada
Ketika janji yang kau ucap hanyalah dusta
Purwokerto, 22 September 2019
Penulis: Nurani Firda Amalia, lahir di Purbalingga, 20 Maret 2001, dia adalah anak kedua dari dua bersaudara, anak dari pasangan Saiful Arifin dan Sukaesih. Firda adalah panggilan akrabnya, dia hobi bersepada dan menonton film.
Ketika berumur 6 tahun, dia mulai pendidikan di SD N 1 Tajug. Kemudian setelah lulus melanjutkan ke SMP N 1 Karangmoncol di tahun 2013. Selepas lulus dari smp di tahun 2016, dia melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Bobotsari. Saat di SMA, dia mengambil jurusan ipa dan pelajaran yang paling disukai yaitu biologi. Dia juga aktif di organisasi palang merah remaja. Dan sekarang dia melanjutkan pendidikannya di IAIN Purwokerto dan mengambil jurusan Bimbingan dan Konseling Islam.