Perjuangan Deddy Sitorus Percepat Pembangunan PLTA Kayan Menuai Hasil

Perjuangan Deddy Sitorus percepat pembangunan PLTA Kayan menuai hasil.
Perjuangan Deddy Sitorus percepat pembangunan PLTA Kayan menuai hasil. Foto: Anggota DPR RI, Deddy Sitorus.

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Perjuangan Deddy Sitorus percepat pembangunan PLTA Kayan menuai hasil. Saat ini listrik bukan hanya sebagai energi penerangan namun telah menjadi sebuah keharusan untuk memutar roda pembangunan. Dengan kata lain, listrik telah menjadi hal penting sebagai indikator maju dan tidaknya sebuah daerah.

Menyadari hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Deddy Sitorus terus berupaya agar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara (Kaltara) lekas diwujudkan.

“Sewaktu kampanye dulu saya selalu menyampaikan rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan, berkapasitas 6000 s/d 9000 MW. Maka sebuh kewajiban bagi saya saat ini untuk memperjuangkan agar hal tersebut dapat segera direalisasikan,” tutur Deddy melalui pesan singkatnya, Rabu (11/11).

Mega proyek yang direncanakan menelan anggaran sedikitnya US$ 19 miliar tersebut, kata Deddy, kelak akan mampu men-supply energi ke seluruh wilayah Kaltara bahkan sebagian Kalimamtan Timur. Dengan adanya pasokan listrik yang lebih dari cukup tersebut, otomatis pabrik-pabrik akan berdiri yang tentu saja imbasnya adalah semakin terbukanya lapangan kerja di Kalimantan Utara.

“Dengan sendirinya akan membuka cukup banyak lapangan pekerjaan. Apalagi jika pelabuhan besar juga jadi dibangun,” tandasnya.

Deddy membenarkan bahwa untuk mempercepat pembangunan PLTA Kayan, ia terus melakukan lobi-lobi dengan pihak terkait. Dan upaya yang dilakukanya telah menampakan hasil di mana semua pihak, ungkap Deddy menyambut baik terhadap pembangunan yang akan menjadi salah satu dari proyek strategis nasional.

“Nah, hari ini saya bersafari untuk menanyakan progress dari salah satu Proyek Strategis Nasional itu. Saya menemui pengusaha yg mendapatkan konsesi atas pembangunan PLTA itu dan Wakil Menteri BUMN yang membidangi migas dan energi,” paparnya.

Pun apabila ada kelambatan, Deddy mengungkapkan bahwa hal itu bukan dari permasalahan teknis melainkan karena pandemi Covid-19. Bukan hanya di Indonesia, Politisi PDI Perjuangan tersebut menilai bahwa di hampir semua negara menunda pembangunan infstratruktur berskala besar karena tengah fokus pada pencegahan maupun pemulihan dampak dari pandemi Covid-19.

“Updatenya, persiapan proyek terus berjalan meski lambat sebagai akibat dari pandemi Covid-19. Tetapi MoU dengan berbagai pihak yang akan terlibat dalam pengembangan sudah dilakukan. Mudah-mudahan tahun depan situasi mulai membaik dan pembangunan mulai dikerjakan,” pungkas Deddy

Sebagaimana diketahui, PLTA di Kalimantan Utara ini nantinya akan membendung Sungai Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan. Pembangkit listrik berkapasitas 9.000 Megawat (MW) tersebut nantinya akan menjadi PLTA kedua terbesar se-Asia setelah PLTA Three Gorges Dam di Sandouping di Cina. (ES)

Exit mobile version