NUSANTARANEWS.CO – Sejalan dengan penyaluran manfaat Program Indonesia Pintar (PIP), Kementerian Agama kini terus aktif memproses pencetakan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sebanyak 727 KIP sudah tercetak dan secara simbolis akan diserahkan Sabtu ini kepada santri, bersamaan dengan peringatan Hari Santri dan gelaran Pekan Olah Raga dan Seni Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) VII di Serang, Banten.
“Sebanyak 41.866 KIP diperkirakan akan selesai pada akhir Oktober 2016 untuk kemudian langsung didistribusikan ke para santri penerima,” ungkap Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Mohsen di Jakarta, Sabtu, (22/10/2016).
Sayangnya proses penerbitan KIP ini sedikit terlambat, Mohsen pun mengakuinya. Pasalnya, KIP baru bisa diterbitkan setelah diverifikasi dengan Basis Data Terpadu yang dimiliki oleh Tim TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan).
Selain itu, proses pendataan juga terkendala karena santri pondok pesantren sebagian besar berjauhan dari tempat tinggal orang tua, bahkan sampai beda provinsi. Komunikasi antar santri dan orang tua terbatas, apalagi di sebagian besar pondok pesantren santri memang dilarang menggunakan handphone atau alat komunikasi.
Meski begitu, proses pencetakan KIP terus dilakukan hingga baik kartu maupun manfaatnya bisa disalurkan secara optimal dan penuh tanggung jawab.
Berdasarkan data EMIS (Education Management Information System) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun 2015/2016, di Indonesia terdapat 28.961 pondok pesantren. Sebanyak 15.057 (51.99%) disebut pesantren salafiyah (santri hanya mengaji saja). Sisanya, 13.904 (48.01%), merupakan pesantren yang selain pengajian, juga mengadakan pendidikan formal dan nonformal.
Adapun total santri pondok pesantren berjumlah 4.028.668 orang. Sebanyak 1.858.352 santri (46.13 %) mengikuti layanan pendidikan Madrasah (MI/MTs/MA), 1.343.230 santri (33.34 %), mengikuti layanan pendidikan Sekolah (SD/SMP/SMA/SMK).
Selebihnya, 67.320 santri (1.67 %) mengikuti layanan perguruan tinggi. 82.046 santri (2.04 %) mengikuti layanan Pendidikan Kesetaraan (Program Wajar Dikdas Salafiyah Ula/Wustha, Paket A/B/C). Dan, sebanyak 677.712 santri (16.82 %) hanya mengaji kitab saja. (Andika/Adhon)