NUSANTARANEWS.CO – Dalam memperingati Hari Santri Nasional dan hari jadi ke-14, Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) An-Nur, Bantul, Yogyakarta adakan berbagai kegiatan.
Dengan menggandeng seluruh civitas akademika dan santri, STIQ An-Nur, Sabtu (22/10/2016), mengadakan stadium general bertajuk “Positioning Mahasiswa Santri Dalam Kancah Pendidikan, Pesantren dan Budaya Indonesia”.
Dalam acara tersebut, menghadirkan beberapa pembicara antara lain, Abdul Halim Muslih (Wakil Bupati Bantul), M Khirzin (Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Sunan Kalijaga), M. Irfan Halimi (Ketua Umum DPD KMI 2012-2015), dan H. Ikhsanudidin (Akademisi STIQ An-Nur).
Selain dilakukan pemotongan tumpeng, pada peringatan puncak, Ketua Yayasan al-Ma’had An-Nur, M. Yasin Nawawi menyampaikan bahwa santri dan mahasiswa harus peka pada perubahan zaman serta tujuan berdirinya STIQ An-Nur.
“STIQ ini dibangun simbah Nawawi agar kita bisa mengikuti kemajuan zaman, menguasai ilmu dengan pemikiran modern agar bisa diterima disemua lapisan,” tegasnya.
Mengenai hal tersebut, Ketua Umum DPD KMI 2012-2015, M. Irfan Halimi ikut angkat bicara tentang positioning santri di era modern. Menurutnya santri harus mampu menjadi agen of change yang berani menjadi generasi unggulan.
Ikhsanudin selaku perwakilan dari STIQ An-Nur juga mempunyai pandangan bahwa pesantren merupakan perkawinan dari ilmu-ilmu agama dan peradaban Nusantara.
“Pondasi pesantren yaitu menguasai ajaran agama Islam dan juga memahaminya agar ilmu-ilmu tersebut dapat ditransformasikan pada masyarakat. Antara santri dan mahasiswa dituntut untuk menguasai berbagai ilmu dan juga memiliki akhlak luhur,” ujarnya. (Adhon/Red-1)