Pererat Kerjasama dengan Polri, KPK Bakal Seperti ‘Kawah Candradimuka’

Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolri Tito Karnavian/Foto via Antara/Hafidz Mubarak
Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolri Tito Karnavian/Foto via Antara/Hafidz Mubarak

NUSANTARANEWS.CO – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dalam acara Media Gathering di Tanakita, Sukabumi, Jawa Barat mengaku lembaganya kedatangan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, pada Jumat (19/8/2016) lalu. Kata Agus, kedatangan Kapolri saat itu didampingi oleh Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono, Wakil Kabareskrim Irjen Arief Sulistyanto, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, dan sejumlah pejabat teras Polri lainnya. Sedangkan dari KPK, Kapolri sendiri diterima oleh dirinya, Saut Situmorang, dan Basaria Pandjaitan.

Agus berujar selain melakukan silaturahmi, dalam kesempatan itu juga dibicarakan peningkatan kerjasama dan sinergi antara dua lembaga tersebut. Peningkatan kerjasama salah satunya yakni dengan melakukan joint investigation, baik dalam hal penegakan hukum maupun upaya pencegahannya terhadap seluruh kasus-kasus yang ada di seluruh Indonesia.

“Joint investigation ini dilakukan lantaran KPK sadar sekali dengan jumlah penyidik yang sekitar 100 itu kan kurang banyak. Padahal di Polri sendiri penyidik ada 2000 untuk di Tipikor saja, nah di situ kita harus kerja sama-sama, jadi tadi saya merencanakan rencana untuk merekrut SDM (Sumber Daya Manusia) dari Polri,” ungkapnya dalam acara Gathering di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (21/8/2016).

“Dalam pertemuan itu juga kita ceritakan SDM 2016 itu seperti apa, kekurangannya seperti apa, kemudian 2017 juga seperti apa. Kita juga ceritakan keinginan kita (KPK) di 2017 itu seperti apa, salah satunya kita ingin OTT nya di 2017 tidak kendor, kalau bisa kita tambah SDM-nya kemudian bangun kasus-kasus baru,” ungkapnya.

Lebih lanjut Agus berujar meski kekurangan penyidik, niat untuk membangun kasus sudah dimulai dari sekarang. Bahkan tersangka dari bangun kasus tersebut akan segera di umumkan minggu depan.

“Kasusnya siapa akan kita umumkan. Selain bangun kasus di 2017 kiga juga imgin membantu pemerintah yang tengah memprioritaskan target-target seperti penerimaan negara, kemudian minerba dan migas, itu harus jadi target kita. Jadi kita perlu sinergi yang tadi,” ucap Agus.

Dengan adanya joint investigation ini, bukan tidak mungkin akan terjadi kebocoran-kebocoran. Saat disinggung apakah kerjasama ini nantinya akan melemahkan KPK?

“Tentu tidak, karena itu tinggal bagaimana sistem kita menjaga itu, lagi pula mereka tentu akan dibatasi untuk perihal kewenangan. Justru kami bekerjasama salah satunya untuk mengakselerasi langkah-langkah kita untuk melakukan pencegahan dan penindakan. Jadi sama sekali tidak mengganggu kewenangan masing-masing, jadi kalaupun katakanlah kita akan lakukan OTT tentu Polri juga tidak tahu,” papar Agus.

Dengan adanya joint investigation ini tambah Agus, justru ada keuntungan yang didapat Polri jika ‘lulusan’ penyidiknya di KPK kembali di rotasi ke Mabes Polri. Harapannya keuntungan tersebut bisa membuat lembaga Polri dapat semakin membaik dalam menindak maupun melakukan pencegahan terhadap kasus-kasus yang ada saat ini.

Saat ini sudah 72 orang Perwira Polri yang menjadi penyidik di KPK. Sebanyak 41 di antaranya masih aktif. Dari 41 yang aktif ada sekitar 4-5 orang yang menarik perhatian Tito, lantaran kinerjanya yang cukup bagus.

“Dan beliau (Tito Karnavian) berharap untuk segera terjadilah rotasi yang cukup cepat dan anak-anak itu bisa perankan kepintaran mereka bisa dilakukan di Polri. Jadi KPK nanti kayak Kawah Candradimuka gitu, budaya kerja nilai nanti dibawa ke Polri,” tandasnya. (restu)

Exit mobile version