Perburuan Kelompok ISIS di Lembah Sungai Eufrat Kembali Dilancarkan

Combined Joint Task Force Operation Inherent Resolve di Irak dan Suriah. (Foto: U.S. Departement of Defense)

Combined Joint Task Force Operation Inherent Resolve di Irak dan Suriah. (Foto: U.S. Departement of Defense)

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Juru bicara Pentagon Kolonel Angkatan Darat Robert Manning mengatakan, saat ini pasukan Demokrat Suriah kembali melanjutkan perburuannya melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di lembah Sungai Eufrat.

Pasukan Demokrat Suriah, lanjut Kolonel Manning, terus mengembangkan posisi pertahanan mereka di lembah Sungai Eufrat. Mereka melancarkan serangannya ke posisi ISIS yang berada di dekat Abu Kamal, sebuah kawasan di perbatasan Irak pada 19-20 April 2018 lalu.

Upaya melawan kelompok ekstremis ini, kata Manning sepenuhnya dilakukan oleh pasukan koalisi. “Semua kekuatan di kawasan itu sebagai bagian dari koalisi global 70 negara yang berkomitmen untuk memerangi kelompok ISIS,” ungkap Manning, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (24/4/2018).

Manning menegaskan, lembah Sungai Eufrat yang telah dikuasi oleh pasukan Demokrat Suriah akan terus dipertahankan agar tak kembali direbut ISIS.

“Kami akan mempertahankan landasan yang kami miliki, kami akan memperkuat posisi yang kami miliki, dan kami akan terus mencari dan menghancurkan ISIS di mana pun mereka berada,” tegasnya.

Manning mengakui bahwa operasi di selatan melawan ISIS tidak sesuai dengan keinginan koalisi. “Tapi kita kembali ke titik di mana kita diposisikan untuk mengalahkan ISIS,” katanya.

Pria berpangkat Kolonel itu menambahkan, sebelumnya ISIS di Afghanistan juga telah menyerang ibukota nasional Kabul yang menewaskan sekitar 60 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya. Dirinya mengecam tindakan ISIS tersebut sebagai tindakan gila. Pasalnya, warga sipil tak bersenjata dijadikan sasaran serangan.

Untuk itu, bersama orang-orang dan pemerintah Afghanistan pihaknya siap bertempur untuk terus memerangi ISIS dan gerakan terorisme lainnya.

“Komitmen kami bersama mitra Afghanistan menegaskan akan kembali fokus untuk membasmi ekstremisme dan kekerasan,” terangnya.

Untuk memperkuat kemampuan tim, pihaknya telah menyiapkan latihan bertajuk Latihan Singa Afrika (Exercise African Lion). Kegiatan ini akan berlangsung hingga 30 April 2018 mendatang di Maroko dan Tunisia.

“Tahun ini, latihan tahunan memiliki 900 personel militer AS di Maroko. Latihan ini dirancang untuk mendorong interoperabilitas dan saling pengertian tentang taktik, dan prosedur masing-masing negara,” ungkapnya.

Pewarta: Romadhon

Exit mobile version