NUSANTARANEWS.CO, Temanggung – Penguatan lembaga keagamaan Islam sangat berperan dalam membentengi generasi muda dari bahaya laten terorisme. Sebab, selama ini banyak anak-anak muda terjebak pada paham dan aliran radikal karena salah mendapat didikan dari lembaga keagamaan. Bisa dari TPQ, Takmir Masjid, Pondok Pesantren, sampai pada ormas Islam.
Hal itu terungkap dalam perpisahan Kuliah Kerja Nyata (KKN) STAINU Temanggung yang resmi ditutup pada Minggu(13/5/2018) di Desa Gandu, Kecamatan Tembarak, Temanggung.
Ketua LP3M STAINU Temanggung Moh. Syafi menegaskan bahwa fenomena radikalisme, terorisme yang kini marak bukan hanya pengaruh teknologi digital, namun juga paham yang berkembang di lembaga keagamaan.
“Kita harus membekali generasi muda lewat TPQ, Pondok Pesantren, Madin, takmir masjid, dan juga ormas Islam ramah seperti NU yang dari dulu konsisten menyebar Islam rahmat, toleran dan merangkul semua kalangan,” ujar dia di hadapan ratusan peserta KKN dan tamu undangan.
Penguatan itu, cakupannya ada pada legalitas, struktur pengurus, sumber daya, dan manajemen kelembagaan. Hal itu terbukti di KKN STAINU tahun ini, kata dia, karena dari berbagai umat Islam di lokasi KKN, ada yang dari Muhammadiyah, HTI yang sudah bubar, dan yang lain bisa dicover dan dirangkul anak-anak KKN untuk mengembangkan dan memajukan kelembagaan keagamaan.
Pihaknya mengetakan, ketercapaian program kerja mahasiswa KKN di enam desa di Tembarak sudah melebihi target. “Khususnya di wilayah penguatan kelembagaan Takmir, TPQ, pengelolaan zakat infak sedekah dan pondok pesantren,” ujar dia.
Selain Moh. Syafi dan panitia KKN Martin Amnillah, sejumlah DPL KKN seperti Khamim Saifuddin, Hamidulloh Ibda, M. Rozis, perwakilan Bappeda Temanggung, Ketua MWC NU Tembarak, perwakilan Camat Tembarak, Kepala Desa se-Tembarak dan tamu undangan serta mahasiswa-mahasiswi KKN.
Kabid Statistik dan Litbang Bappeda Temanggung Danang Purwanto dalam sambutannya mengapresiasi KKN STAINU Temanggung di Kecamatan Tembarak tahun ini. “Saya berharap, kata dia, swadaya dari partisipasi warga harus ditingkatkan dan jangan berharap terus dari pemerintah,” kata dia.
Sebab, menurut dia, warga NU harus mandiri karena sudah terbukti memajukan bangsa. Dijelaskan dia, NU terbukti mengawal bangsa tidak hanya dari sisi pendidikan agamanya saja, namun juga ideologinya.
“Dengan berkembangnya ideologi transnasional yang berkembang sekarang memang diperlukan penguatan keagamaan. Nah, NU dan Muhammadiyah adalah bagian dari pendiri negara. Bahkan Pancasila adalah hasil renungan dan kesepakatan kiai-kiai NU,” ujar dia.
KKN ini sebagai fungsi pemberdayaan masyarakat. Khusus STAINU sangat cocok jika menguatkan kelembagaan keagamaan untuk menjaga NKRI ini. “Mari kita berbagi tugas. STAINU di sini, perguruan tinggi di sini,” ujar dia.
“Perlu saya sampaikan, kata dia, untuk menguatkan kelembagaan keagamaan, pertama adalah sinergitas antara Pemerintah Kecamatan, Desa, Bappeda Temanggung dan STAINU untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. “Salah satunya adalah KKN STAINU ini yang sukses sesuai visi misinya,” tambahnya.
Di Kabupaten Temanggung sendiri, kata dia, selain STAINU ada beberapa KKN dari perguruan tinggi lain yang sudah berjalan. “Ada UNDIP, ISI, UNY, UGM, IAIN Surakarta. Khusus untuk STAINU kami mengapresiasi untuk kesuksesan penguatan kelembagaan keagamaan. Kami terima kasih atas KKN ini, dan mengapresiasi kesuksesan programnya,” katanya lagi.
Sebelum acara perpisahan, ada pelantikan PRNU Gandu yang dilantik MWCNU Tembarak. Usai rangkaian acara perpisahan KKN STAINU Temanggung, kegiatan dilanjutkan dengan pengajian yang disampaikan Nasih Muhammad dosen STAINU Temanggung. (ibda)
Editor: Novi Hildani