Penggunaan Nama Dilan, Sekjen Gojo: Itulah Kelebihan Jokowi

Sekjen Gojo Elang Hidayat (Foto: Romadhon/NUSANTARANEWS)
Sekjen Gojo Elang Hidayat (Foto: Romadhon/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sekjen Relawan Gojo (Golkar bersama Jokowi), Elang Hidayat menilai penggunaan nama program Dilan yang merupakan kepanjangan dari Digital Melayani dianggap sebagai bentuk kelebihan dari capres 01, Joko Widodo (Jokowi). Penggunaan platform program itu lanjut dia, menunjukan jika Jokowi dekat dengan kaum milenial.

“Milineal sering menggunakan istilah-istilah seperti itu, itulah kelebihan Jokowi. Dia mencoba masuk ke wilayah milenial, kayak kemarin Ma’ruf Amin memberikan istilah Dudi (dunia usaha dan industri), Dilan (digital melayani),” kata Elang Hidayat di sela-sela nobar yang diadakan DPP Golkar, di kawasan Cikini, Sabtu malam (30/3/2019).

Dengan penggunaan istilah itu, Elang menilai Jokowi lebih dekat dengan kaum milenial dibandingkan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Disamping itu, gagasan Dilan tersebut juga untuk merebut kaum milenial.

“Buat saya itu menggambarkan bahwa Jokowi lebih friendly dengan teman-teman milenial. Jokowi itu tidak kaku ketika ditanyakan soal indoktrinasi dan doktrinasi,” ujarnya.

Sebelumnya saat sesi penyampaian visi misi, Jokowi mengunggulkan program Dilan (digital melayani) untuk program pemerintahanya ke depan. “Ke depan diperlukan pemerintah Dilan (digital melayani). Oleh sebab itu diperlukan reformasi dalam pelayanan publik lewat elektronik. Diperlukan penajaman dan penyederhanaan kelembagaan,” kata Jokowi di Shangri-La Hotel, Jakarta.

Selain itu, lanjut dia, diperlukan penguatan kualitas SDM aparatur negara dan diperlukan reformasi tata kelola. Sementara di dalam bidang pertahanan, Jokowi ingin meningkatkan kualitas SDM TNI. Menurutnya sangat diperlukan secara mutlak dalam hal penguasaan teknologi persenjataan dan siber.

“Alutsista sangat perlu ditingkatkan kalau belum kuat kita bisa join produksi dengan luar negeri,” tegasnya.

Adapun dalam hubungan internasional terkait proteksionisme yang semakin meningkat, menurut Jokowi, Indonesia harus tegak dan bermartabat. “Tapi dengan menjalankan politik luar negeri bebas aktif yang memperkuat kepentingan nasional dan ikut aktif dalam menjaga perdamaian dunia,” ujarnya.

Pewarta: Romadhon

Exit mobile version